The Hunger Games — Pertarungan Orang Muda Melawan Kediktatoran Masa Depan

You are currently viewing The Hunger Games — Pertarungan Orang Muda Melawan Kediktatoran Masa Depan
  • Post category:Film

Banyak cara menjaga kesatuan, persatuan, dan keutuhan bangsa. Di sini, setiap 17 Agustus-an, setiap RT biasa menggelar aneka lomba, termasuk lomba ekstrim semacam panjat pinang. Tradisi semacam itu juga ada di Panem, sebuah negeri di masa depan yang merupakan sisa dari negara Amerika Serikat yang kita kenal sekarang. Setiap tahun, dan sudah 74 tahun, di sana digelar Hunger Games: lomba dan pertarungan sampai mati yang harus diikuti remaja usia 12-18 tahun. Setiap distrik dari total 12 distrik yang ada di Panem wajib mengirim dua peserta (putra dan putri) untuk bertarung.

Mirip petualangan survival ala reality show yang sering tayang di layar kaca? Tidak salah. Film layar lebar The Hunger Games, yang pertama kali tayang di bioskop pada 2012, diangkat dari novel karya Suzanne Collins dengan judul yang sama. Sang penulis mengakui kalau the Hunger Games memang terinspirasi dari reality show petualangan yang ada di televisi. Petualangan itu lantas diberi konteks berupa lomba Hunger Games: lomba yang dihadirkan untuk memperingatkan rakyat negeri Panem tentang nasib Distrik ke-13 yang dimusnahkan karena memberontak.

Tak hanya jadi satu buku, The Hunger Games merupakan trilogi: The Hunger Games, The Hunger Games : Catching Fire, dan The Hunger Games : Mockingjay. Ketiganya sudah jadi film utama dan film sekuel. Buku terakhir dijadikan 2 film.

Pesan bagi daerah yang memberontak terhadap pemerintah pusat sudah dimunculkan pada menit pertama film The Hunger Games, lewat talk-show yang jadi pembuka film. Juga ditampilkan lagi beberapa saat kemudian lewat film propaganda yang diputar saat berlangsung seleksi peserta games di sebuah lapangan di Distrik 12: distrik termiskin yang warganya jadi tokoh sentral film ini. Adapun hadiah bagi pemenang lomba yang disiarkan langsung di televisi ke seluruh wilayah Panem ini adalah harta yang berlimpah dan kesempatan hidup mewah. Begitu juga dengan distrik asal sang pemenang, akan dipenuhi segala kebutuhan pokoknya selama setahun.

Pada seleksi di Distrik 12, dalam rangka Hunger Games ke-74, peserta putri yang terpilih lewat undian terbuka adalah Primrose Everdeen, perempuan cilik yang masih berusia 12 tahun. Tak rela adiknya terpilih, Katniss Everdeen (diperankan oleh Jennifer Lawrence), kakak perempuannya yang sudah remaja matang, 16 tahun, mengajukan diri sebagai pengganti. Adapun peserta putranya adalah Peeta Mellark (diperankan Josh Hutcherson), yang –sebagaimana siapapun yang terpilih jadi peserta– menerima keterpilihannya dengan wajah lesu. Selanjutnya, film dihadirkan sebagai cerita perjuangan memenangkan Hunger Games yang dituturkan oleh vokal Katniss Everdeen.

Katnis Everdeen akhirnya menang Hunger Games pastilah sudah bisa ditebak. Bagaimana cara memenangkan lomba itulah yang jadi pengisi film berdurasi 2 jam 20 menit ini. Strategi menang lomba disusun dalam perjalanan mereka berangkat dari Distrik 12 ke Capitol, ibukota Panem. Bukan jalan kaki, tapi naik kereta mewah. Di kereta ini untuk pertama kalinya Katnis dan Peeta merasakan yang namanya hidup mewah dan berkelimpahan. Dan di kereta in pula mereka bertemua Haymitch Abernathy (diperankan Woody Harrelson), sosok pemabuk yang mantan juara Hunger Games dari Distrik 12. Pemabuk makmur ini menjadi konsultan strategi pemenangan Hunger Games.

Apa strateginya? Katnis dan Peeta ditampilkan sebagai ”dua sejoli” alias pasangan peserta atau peserta berpasangan: tidak akan bertarung secara individual. Alkisah, di distriknya, keduanya memang saling kenal dan pernah sama-sama jatuh hati. Strategi lain: keduanya tidak akan menggunakan keunggulan bawaan mereka saat pertandingan, kecuali di saat kritis. Walhasil, Katnis harus merahasiakan kepiawaiannya dalam hal memanah. Sementara Peetra mesti menyembunyikan kekuatannya sebagai pria jago angkat berat.***


Film Credits

Pemeran : Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, Woody Harrelson
Sutradara : Gary Ross
Studio : Lionsgate
Genre : Fiksi Ilmiah
Tahun :
2012
Durasi : 142 menit ( 2 jam 22 menit)