Rich dituduh melakukan malpraktek. Pasien yang jadi korban menuntut. Ia memutuskan meninggalkan karirnya sebagai dokter di kota besar. Tak cuma karirnya hancur, Rich juga bangkrut. Ia terpaksa pulang ke rumah orang tuanya, bersama istri dan anaknya. Sang ayah, Frank (Bruce Willis), adalah pensiunan sherif. Sebagai orang keras, Frank kecewa dengan Rich yang menyerah dalam menghadapi tuntutan. Tapi bagaimana pun juga, sebagai orang tua, Frank dan istrinya bisa menerima kehadiran anak, menantu, dan seorang cucu perempuan.
Yang masih belum menerima ”kekalahan” Rich (Chad Michael Murray) justru istrinya sendiri. Sang istri, Jan (Lydia Hull), tak kerasan tinggal di rumah Frank yang berada jauh dari kota. Jauh dari peradaban. Rumah Frank memang besar, tapi dikelilingi hutan. Sang anak pusing dan bingung melihat kedua orang tuanya yang jadi tak akur. Neneknya menenangkan dengan bilang kalau orang tua bertengkar dan beda pendapat itu hal yang lumrah. Ia dan Frank dulu juga sering cek-cok saat masih muda.
Rich sekarang bekerja di sebuah klinik lokal tempat kakaknya, yang juga dokter, bekerja. Usai makan malam, ia ditelepon untuk datang ke klinik karena ada pasien yang harus ditangani. Tak diceritakan apa yang ditangani Rich. Yang jelas, saat ia mengobrol dengan dokter lain tak jauh dari meja resepsionis klinik, seorang pria berbadan tinggi berada di sana. Sesekali pria berlagak jagoan itu melirik Rich dan teman bicaranya. Pria ini ingin bicara kepada resepsionis, tapi sang resepsionis sudah nyerocos lebih dulu. Ia bilang hari sudah malam dan klinik sudah tutup. Kalau ada kegawatdaruratan silakan ke rumah sakit pusat. Pria itu hanya berkomentar, ”Jadi harus pergi ke rumah sakit yang puluhan kilometer jauhnya?”
Pria itu, Jammie (Shea Buckner), menunggu di mobilnya, di luar klinik. Ia menunggu dokter yang tadi dilihatnya. Dokter itu, Rich, pulang ke rumah. Jamie membuntuti. Ada apa? Jammie baik-baik saja. Yang tidak oke adalah abangnya, Mathias (Tyler Jon Olson), yang duduk di kursi penumpang depan. Abangnya tertembak di kaki, saat baku tembak dengan pelayan minimarket di sebuah pom bensin. Abangnya tertembak gara-gara Jammie mencoba merampok minimarket dan buntutnya malah menembak seorang konsumen perempuan.
Jammie dan Mathias memang bukan orang baik-baik. Mereka dalam perjalanan melarikan diri ke Meksiko. Di pembuka film, keduanya digambarkan sedang beristirahat di sebuah halaman parkir, setelah mengambil uang 20 ribu dollar dari orang lain. Mathias menyayangkan Jammie yang menembak orang yang uangnya diambil. Tapi menurutnya tindakan itu oke juga karena yang bersangkutan memang tidak fair. Mereka lantas membayangkan enaknya duduk di pantai Meksiko dan akhirnya memulai perjalanan ke Meksiko.
Jammie menyetir membuntuti Rich. Ia sampai bosan karena jauhnya rumah Rich. Tapi akhirnya sampai juga. Mereka sembunyi di kegelapan dan menunggu penghuni rumah tidur. Ketika waktunya tiba, mereka masuk kerumah dengan lebih dulu memutus kabel telepon. Karena hari itu Jammie sudah menewaskan 2 orang, Mathias berpesan agar jangan membunuh orang lagi. Sudah lelah karena luka tembaknya. Mathia menunggu di lantai bawah. Jammie naik ke lantai atas untuk mencari kamar Rich. Jammie ternyata masuk ke kamar Frank. Frank sudah lelap. Tapi tiba-tiba istrinya sehabis minum di dapur. Karena terkejut, Jammie menembaknya. Frank terbangun dan menyerang Jammie, tapi Frank roboh karena dipukul Mathias.
Bruce Willis sebagai Frank memang bukan sosok John McClane di seri film Die Hard. Walau bekas sherif, sekali pukul saja Frank langsung pingsan. Ketika siuman, ia sudah diikat bersama anak, menantu, dan cucunya. Mathias, setelah minta maaf atas tewasnya istri Frank, menjelaskan maksud kedatangannya. Ia minta tolong Rich untuk mengeluarkan peluru dari pahanya. Rich mengelak dengan alasan ia bukan dokter bedah. Peralatan pun tak ada. Setelah diancam, Rich bersedia dan harus mengambil peralatan bedah semasa mahasiswa yang tersimpan di gudang. Jammie mengawalnya ke gudang.
Rich sempat memberontak dengan menggunakan skalpel atau pisau bedah saat di gudang. Jammie bisa mengunggulinya. Tanpa bius, tanpa infus darah, Mathias pun dioperasi. Frank diminta membantu memegang kaki Mathias saat Rich menyayat pahanya. Peluru berhasil dikeluarkan. Mereka istirahat sebentar. Hanya tinggal menjahit sayatan bekas bedah. Frank, melihat skalpel tergeletak, mengambilnya dan menyerang Jammie. Jammie tersudut dalam perkelahian jarak pendek dan melepas tembakan ke perut Frank. Frank lari ke luar rumah. Jammie mengejar tapi Frank menghilang di kegelapan malam.
Selanjutnya, sesuai judulnya, Survive the Night, film ini bercerita tentang survival para pemerannya sepanjang malam. Rich membebaskan anak dan istriya. Tertangkap lagi. Diikat lagi. Bebas lagi. Tertangkap lagi. Sementara Mathias harus terus mengerang menahan sakit. Jammie pusing melihat luka abangnya menganga. Malam akhirnya berganti pagi. Frank muncul, masuk garasi, melarikan diri dengan muscle car-nya, dan Jammie mengejar dengan mobil yang ada di halaman. Sampai di jalan buntu, Fran turun dan lari masuk hutan. Jammie kembali ke rumah. Apa maksudnya adegan kejaran-kejaran dengan mobil? Entahlah.
Rich sendiri akhirnya bisa menemui istri dan anaknya yang sembunyi di gudang. Apesnya saat itulah Jammie datang dan menghantamnya dengan senapan milik mantan sherif. Ketika sadarkan diri, ia sudah terikat lagi di dalam rumah, bersama istrinya. Jammie menyuruhnya menjahit paha Mathias. Baru beberapa jahitan, Mathias yang sudah semakin pusat akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Jammie menangis. Ia kemudian marah. Ia akan menghabisi Rich. Istri Rich, yang sudah dibebaskan Frank, muncul dan menembak Jammie. Rich mengambil senapan dari istrinya dan menembak Jammie lagi. ”Untuk Ibuku,” katanya. ***
Film Credits
Pemeran : Bruce Willis, Chad Michael Murray, Lydia Hull, Shea Buckner, Tyler J Olson
Sutradara : Matt Eskandari
Studio : Grindstone Entertainment / Lionsgate
Genre : Aksi, Kriminal, Kedokteran
Rilis : Mei 2020
Durasi : 1 jam, 31 menit