Will Smith jadi raja copet. Apa saja dicopet. Mulai dari dompet, jam tangan, cincin sampai ke kalung dan tas perempuan. Mencopet bukan menjambret. Semua dilakukan dengan mulus tanpa dirasakan dan diketahui pemiliknya. Will Smith juga tukang tipu. Mulai dari memperdaya lelaki hidup belang di kamar hotel sampai ke aksi tipu-tipu kolosal bernilai 27 juta euro. Ada kiat yang dibagikan? Tentu saja ada.
Kiatnya, sesuai judul film, adalah fokus. Fokus dalam mencopet atau menipu? Bukan. Yang fokus adalah orang yang jadi korban. Korban biasanya memfokuskan pikiran pada satu hal. ”Manusia itu bukan komputer yang bisa multitasking. Manusia hanya bisa fokus pada satu hal pada suatu waktu,” bilang Nicky Spurgeon, tokoh copet yang diperankan Will Smith. Ketika ditepuk, orang cenderung fokus pada bagian tubuh yang ditepuk. Tanpa disadarinya, pencopet dengan santainya mencomot barang yang ada di bagian tubuh yang lain. Singkat kata: pundak kanan ditepuk, jam tangan di tangan kiri yang raib.
Kiat itu yang diajarkan Nick –panggilan Nicky Spurgeon– kepada Jess, perempuan cantik yang mencoba menipunya dengan jurus memeras lelaki hidup belang. Diperankan oleh Margot Robbie, Jess berkenalan dengan Nicky di kafe hotel, ngobrol berlama-lama dan pura-pura akrab, dan akhirnya mengajak ke kamar hotel. Saat di kamar hotel, datang laki-laki berpistol yang mengamuk karena Nicky ada main dengan istrinya. Dengan santai Nicky mempersilakan lelaki itu menembaknya, karena ia sendiri sudah muak dengan kanker otak di kepalanya. Pria berpistol yang anggota komplotan Jess pun jadi bingung. Nicky lantas menjelaskan kalau sejak awal ia sudah tahu kalau Jess itu penipu. Ia hanya iseng ingin memberi Jess pelajaran.
Beberapa hari kemudian Jess bertemu lagi dengan Nick. Ia minta dijadikan murid. Nick tak keberatan dan mengajarkan sedikit trik yang tadi sudah dipaparkan. Hari berganti, Jess bertemu lagi dengan Nick. Merasa sudah naik tingkat, ia minta bergabung dengan komplotan Nick. Sudah mulai jatuh hati kepada Jess, Nick setuju. Tapi ia harus dipelonco terlebih dahulu. Jess diajak bergabung bersama 30 anggota komplotan Nick yang akan rama-ramai beraksi di New Orleans, kota Jazz-nya Amerika, yang pekan itu menjadi tuan rumah Super Bowl: pertandingan final liga sepakbola atau football Amerika.
Tanpa banyak kesulitan dan hambatan, Jess dan kawan-kawan Nick melakukan aksi copet di sana-sini di hari-hari menjelang Super Bowl. Termasuk mencopet kartu kredit, yang data kartunya langsung di jual ke Singapura. Juga, ini yang sudah lebih canggih, memasang mesin penduplikat kartu debit di berbagai mesin ATM. Hal terakhir ini menjadi kepiawaian Farhad (diperankan Adrian Martinez), lelaki tua berperut buncit yang jago elektronik dan komputer. Farhad juga jadi orang kepercayaan Nick. Singkat kata, selama hari-hari menjelang Super Bowl itu mereka berhasil mengumpulkan uang tunai bersih senilai 1,2 juta dolar.
Tepat di hari pelaksanaan Super Bowl, Nick mempersilakan rekan-rekannya pulang. Uang bagi hasil mencopet akan ditransfer ke rekening masing-masing. Nick sendiri, bersama Jess, dan dengan membawa tas berisi uang 1,2 juta dolar, pergi menonton Super Bowl di Mercedes-Benz Superdome. Sambil menonton, Nicki dan Jess bertaruh kecil-kecilan, 1 dolar. Mereka bergantian membuat tebakan seputar perilaku penonton di stadion. Tanpa diduga, seorang penonton bersuku Tionghoa terpancing untuk ikutan. Pria bernama Liuyan itu, diperankan B D Wong, bertaruh 10 dolar dan kalah. Bertaruh lagi, tambah nilai taruhan, kalah lagi. Dan seterusnya.
Lelah bermain taruhan, Nick dan Jess ingin istirahat. Liuyan yang sedang semangat, tidak mau berhenti. Ia menantang Nick untuk taruhan 1.000 dolar. Meski merasa berat, Nick yang sebenarnya memang suka judi, akhirnya bersedia. Sayang, ia kalah. Tambah taruhan lagi, kalah lagi. Setelah uang taruhan semakin besar, ajang taruhan pindah ke ruang VIP. Tapi Nick tetap kalah. Sampai akhirnya, ia nekat mempertaruhkan uang 1,2 juta dolar yang dibawanya. Menang? Kalah. Jess menangis. Ia meratapi uang bagi hasil yang menjadi jatahnya, yang ikut raib karena kekalahan Nick.
Ternyata Nick masih belum mau menyerah. Ia menantang Liuyan bertaruh lagi sebesar 2 juta dolar. Ada uangnya? Liuyan percaya Nick punya. Taruhannya simpel: Nick mempersilakan Liuyan memilih nomor punggung atau nomor dada pemain, menyimpannya dalam hati, dan Nick akan menebaknya. Liuyan tak mau. Nick lantas menawarkan bukan dia yang akan menebak, tapi Jess. Liuyan setuju. Jess kebingungan, karenai ia sama sekali buta soal football. Tapi Nick meyakin Jess bahwa ia pasti bisa membawa keberuntungan. Setelah Liuyan memilih nomor pemain, menyimpannya dalam hati, Jess pun meneropong para pemain yang ada di lapangan. Setelah lihat sana-sini, ia tersenyum. Di lapangan ia melihat si perut buncit Farhad ikut berbaris bersama pemain dengan nomor 55. Jess pun menebak. Dan menang. Liuyan geleng-geleng kepala. Ia takjub pada keberuntungan Nick dan Jess.
Menenteng tas berisi uang kemenangan, Nicky dan Jess langsung keluar stadion dan menuju bandara. Di perjalanan Jess bertanya muslihat apa yang dipakai Nick sampai harus menempatkan Farhad yang tak bersosok olahragawan di lapangan football. Jurus utamanya masih sama. Fokus. Nick tahu Liuyan senantiasa membawa uang jutaan dolar untuk berjudi setiap kali ada pertandingan. Karenanya sejak kedatangannya di New Orleans, Nick merekayasa agar kemana pun Liuyan memalingkan muka, ia difokuskan untuk selalu melihat angka 55. Mulai dari emblem pegawai hotel bernomor 55, bis kota bergambar iklan 55, poster demonstran bertuliskan angka 55, sampai ke angka 55 pada tattoo di bokong wanita tuna susila yang dikirim Nick ke kamar Liuyan. Walhasil Liuyan merasa angka 55 sebagai angka keberuntungannya.
Apa lagi jurus tipu-tipu yang dikeluarkan Nick di sisa durasi film yang masih tersisa 1 jam? Jess pun dalam perjalanan ke bandara tadi menanyakan hal serupa. Tapi tanpa diduga, dan dengan mata berkaca-kaca, Nicky mengucapkan good bye. Mereka akan berpisah saat itu juga. Nick menyerahkan uang 80 ribu dolar yang jadi bagian Jess. Dan Jess langsung diantar ke bandara meninggalkan New Orleans. Jess patah hati. Nick juga. Tapi, sekali lagi, film baru separoh jalan. Beraksi di mana lagi Nick, Jess, dan kawan-kawan?
Tanpa banyak basa-basi, film lompat waktu ke 3 tahun kemudian. Nick muncul di Buenos Aires. Di sana akan digelar balap mobil formula. Entah formula berapa. Yang pasti, Nick hadir di sana bersama Farhad. Dan di ibu kota Argentina itu mereka berhasil mengeruk uang tipu-tipu sebesar 27 juta euro. Bagaimana caranya? Tidak gampang. Terlebih Jess ternyata muncul juga di sana. CLBK tak terhindarkan. Parahnya lagi, Nick pun akhirnya ditembak oleh bapaknya sendiri, Owens, yang diperankan aktor gaek Gerald McRaney.***
Film Credits
Pemain : Will Smith, Margot Robbie, Rodrigo Santoro, Adrian Martinez, Gerald McRaney
Sutradara : John Requa, Glenn Ficarra
Studio : Warner Bros Pictures
Genre : Komedi, Drama
Tahun : 2015
Durasi : 104 menit ( 1 jam 44 menit)