Hari ini, 5 Agustus 2020, sekitar pukul 2.47 sore, menjadi momen istimewa bagi para ilmuwan dunia, khususnya para fisikawan. Mereka berhasil melaksanakan uji coba ”black hole” atau portal antar-dimensi yang baru pertama kali berhasil dibuat di dunia. Subyek eksperimen berhasil pindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu portal ke portal lain. Masuk ke sebuah pintu hitam dan bisa muncul di pintu hitam yang berada di tempat lain. Seperti teleportasi. Tapi kesuksesan itu ternyata membawa petaka. Hampir tiga jam kemudian, pukul 5:32, terjadi bencana global. Listrik di seluruh dunia padam serentak. Kekacauan dan kerusuhan pun terjadi dimana-mana.
Lebih parah lagi, padamnya listrik –yang diyakini akibat akeselerasi partikel atom nuklir yang dilakukan para ilmuwan– disusul dengan menghilangnya banyak orang di berbagai kota di dunia. Dewasa maupun anak-anak. Bebagai laporan yang masuk, dan juga jadi berita di televisi, orang-orang itu lenyap karena masuk ke dalam portal berupa lemari hitam yang mengambang, mirip lemari hitam tukang sulap. Di Amerika, keesokan harinya, 6 Agustus 2020, pasukan Garda Nasional diturunkan untuk mengamankan situasi dan mengungsikan penduduk.
Berbagai analisis pun bermunculan. Para ilmuwan yakin listrik padam karena jaringan listrik yang ada tak mampu menahan lonjakan energi yang tercipta akibat eksperimen black hole. Pakar lain menyebut hal itu sebagai akibat peristiwa tektonik di dalam bumi yang menciptakan energi besar dan mengubah peta geologis. Mereka juga yakin hal itu akan disusul peristiwa atau gempa tektonik susulan. Kalangan agamawan dan mistis menyebut perisitwa itu sebagai tahap awal hari kiamat. Kehadiran portal dimana-mana merupakan wujud terbukanya pintu neraka di banyak tempat.
Cerita bernuansa ramalan itu hadir dalam film ”Portals”, yang dirilis pada Oktober 2019. Karena sekarang sudah tepat tanggal 5 Agusuts 2020, dan sampai menjelang malam dunia masih normal, ramalan sang film –seperti juga film 2012 (produksi 2009)– terbukti tak akurat. Para sutradanya mungkin sekarang sedang pesta mengenang film buatan mereka. Para sutradara? Lebih dari satu sutradara? Begitulah. Setidaknya ada 4 sutradara yang ikut membuatnya. Salah satunya, Timo Tjahjanto, berasal dari Indonesia. Ia kebagian tugas memfilmkan suasana bencana di Jakarta. Jatahnya lumayan panjang: 23 menit, mulai dari menit ke-32 sampai ke menit ke-55. Dan tak cuma sutradara, artis Indonesia pun ikut membintangi film ini.
SUV Menabrak Black Hole
Setelah diawali dengan berita, analisis, dan komentar simpang-siur tentang bencana itu, film menukik ke situasi personal Adam dan keluarganya. Adam (Neil Hopkins) sedang bersiap mengajak istri dan anaknya untuk mengungsi ke rumah neneknya di Lancaster, California. Setelah sarapan, mereka pun berangkat dengan mobil SUV. Ketika hampir sampai, dan dalam kondisi sudah mengantuk, Adam melihat kilatan sinar amat terang di tengah jalan yang lumayan jauh dari lokasi mobilnya. Mesin mobil pun mendadak mogok. Suara radio mobil pun jadi kacau. Tapi istri dan anaknya masih lelap tidur. Adam menstarter mobilnya berkali-kali dan akhirnya hidup. Anak dan istrinya terbangun. Mereka ngobrol. Asyik ngobrol, Adam tak melihat kotak hitam di tengah jalan. Mobil SUV cap Honda miliknya menabrak portal antar-dimensi.
Film beralih ke suasana di call-center 911 di Amerika, sekitar 3 jam setelah blackout atau pemadaman listrik terjadi. Awalnya hanya keluhan listrik padam, keluhan yang masuk akhirnya lebih banyak berupa laporan kemunculan portal atau pintu hitam berdengung yang menyedot banyak orang, alias menghipnotis dan menyuruh mereka masuk ke dalam portal. Stan (Paul McCarthy-Boyington), salah seorang operator 911, segera menghampiri atasannya, Kathy (Shellye Broughton). Ia menyodorkan gambar-gambar tentang kotak hitam. Sam, yang dimata Kathy sudah tak waras, dimarahi, disuruh diam, dan kembali bekerja.
Lampu di ruang call-center 911 mendadak mati. Ketika lampu darurat menyala, para operator call-center terpana melihat portal hitam muncul di dalam ruangan. Stan mengambil pistol di lacinya dan mendekat ke portal. Ia seperti mendengar suara. Stan lantas berpaling ke teman-temannya dan bilang kalau sang portal menyuruh mereka semua masuk. Para operator ketakutan dan berlarian ke pintu keluar. Pintu berkunci elektronik itu tak mau terbuka. Sam kembali menyuruh mereka masuk portal sambil menodongkan pistol. Tak ada yang mau. Sam menembak salah seorang rekannya. Tetap saja tak ada yang secara sukarela masuk ke portal. Stan minta Kathy menjelaskan soal portal itu. Kathy bilang beberapa tahun lalu memang ada pengaduan soal portal. Tapi mereka tak percaya dan tak berhasil melacak keberadaan penelepon. Seorang rekan bersedia, masuk, dan menghilang. Orang kedua, saat dekat dengan Stan, menyerang Stan dengan gunting dan Stan menembaknya.
Stan mendengar suara kalau gilirannya sudah tiba untuk masuk portal. Stan dengan senang hati berjalan ke portal. Tapi sang portal yang menyala warna-warni tak bisa dimasuki. Sam kesal dan menembak pintu itu. Peluru memantul ke dirinya sendiri dan ia tewas. Dan saat itulah para polisi yang sempat ditelepon Kathy datang ke ruangan mereka. Polisi yang bersenjata lengkap itu harus membobol pintu ruang call-center 911. Ketika mereka masuk, ruangan sudah kosong dan bersih. Tak ada orang di sana. Tak ada ceceran darah.
Adam, yang menabrak portal di tengah jalan, ternyata selamat. Ia terbangun di Valley Hospital. ”Anda beruntung. Anda orang pertama yang selamat dari tabrakan dengan portal hitam,” kata dokter cantik bernama Leslie (Deanna Russo). Adam, yang sebelah matanya tertutup perban, menanyakan nasib istri dan anaknya. Leslie bilang sang istri mengantar anaknya ke rumah nenek dan akan kembali ke rumah sakit. Adam minta Leslie mengambilkan ponselnya karena ia ingin menelpon istrinya. Leslie mengabaikan dan menyuruhnya istirahat.
Ketika terbangun lagi, Adam sedang diperiksa dr Leslie dan dr Markonen (Ptolemy Slocum). Perban di matanya sudah dibuka. Adam bilang ia tak bisa melihat dengan mata kirinya. dr Markonen bilang sepertinya Adam harus kehilangan mata kirinya. Dan mata itu harus dibedah dan diambil karena tak lagi mendapat suplai darah. Adam sedih harus kehilangan mata. dr Markonen bilang Adam harus bersyukur masih punya sebelah mata. ”Anda enak bilang begitu karena tidak mengalami,” kata Adam. dr Markonen menunjukan kalau mata kirinya juga mata palsu. Adam pun menjalani bedah mata.
Blackout dan Zombie di Jakarta
Film ”Portals” pindah ke lantai parkir yang penuh mobil berpelat nomor B. Sarah (Salvita Decorte, aktris Indonesia berdarah India-Jerman) dan Jill (Natasha Gott, aktris Indonesia berwajah Tionghoa) keluar dari lift menuju lantai parkir. Keduanya ekspatriat yang bekerja di Jakarta. Mereka sedang mengobrolkan rencana Jill pulang ke negerinya. Sarah, sang adik, tak ingin Jill pulang. Jill akhirnya bilang ia akan pulang dan menikah karena ia sudah hamil. Sarah akan jadi seorang tante. Sarah marah, tak peduli dengan punya keponakan, dan hanya ingin Jill tetap di Jakarta. Mereka jadi adu mulut. Mendadak listrik di lantai parkir mati, sebagaimana juga terjadi di seluruh dunia.
Ketika lampur darurat hidup, Sarah tak melihat Jill di depannya. Ia melihat ke sekeliling dan ia melihat Jill berada agak jauh di samping sebuah mobil. Jill, yang terlihat tanpa ekspresi, memanggilnya. Ketika Sarah mendekatinya, banyak orang lain juga berjalan ke arah yang sama. Mereka bersama-sama melangkah ke sebuah jalur di lantai parkir tempat munculnya portal hitam. Semua orang, kecuali Sarah, terlihat seperti terhipnotis. Satu orang masuk dan menghilang. Seorang ibu mendorong kereta bayinya ke portal dan sang bayi menghilang. Mencoba menyusul, ibu itu terpental dan tewas berlumuran darah. Jill juga berjalan ke arah portal. Sarah menamparnya dan Jill tersadar. Mereka meninggalkan lantai parkir lewat pintu tangga darurat.
Sambil berlari menuju pintu darurat, Sarah dan Jill melihat portal hitam menghilang dan kerumunan orang tadi bergerak seperti zombie. Ibu pembawa bayi pun sudah bangkit kembali. Mereka mengejar Sarah dan Jill ke pintu tangga darurat. Seorang zombie pria mencoba ikut masuk, tapi Sarah menahan pintu. Pria itu melawan dan Sarah menghantamnya dengan pintu. Masih terus melawan, Jill menghantam kepala pria itu dengan tabung pemadam kebakaran. Sarah terkena cipratan banyak darah. Mereka turun tangga dan sampai di lantai parkir tempat mobilnya berada. Berhasil masuk dan menjalankan mobil, mereka menabrak para zombie. Berhasil lolos, Sarah akhirnya menabrak portal hitam. Sinar terang memancar.
Ketika sinar terang hilang, portal juga hilang. Jill sudah tak ada di mobil. Sarah turun dan mencarinya. Di kejauhan ia melihat Jill berdiri sambil menggendong bayi. Sarah menghampirinya. ”Nyata-kah ini?” tanya Sarah. Jill minta sarah menggedong keponakannya. Sarah mengambil sang bayi dan memandanginya. Tanpa disadarinya, Jill sudah menghilang. Wajah Sarah dan pakaiannya yang berlumuran darah pun sudah bersih kembali. Sarah berteriak memanggil-manggil Jill sambil berjalan menggendong bayi menuju ujung lantai parkir.
Mata Alien sebagai Portal Portable
Operasi bedah mata Adam berlangsung sukses. Kelopak mata kirinya dipasangi mata buatan yang bisa dipakai melihat. Tapi ketika melihat dicermin, ia kesal karena bulatan hitam di mata barunya lebih besar. dr Markonen menenangkannya. Ia memeriksa mata Adam dan ternyata mata itu berpendar seperti portal hitam. ”Kamu mendapat anugerah. Diberi kesempatan untuk bisa melihat ke dunia yang belum kita kenal,” bilang dr Markonen. Bola mata baru Adamnya ternyata sebuah portal. Tanpa diduga, dr Markonen berusaha mencopot bola mata itu. Adam meronta. Pintu terbuka dan dr Leslie menembak dr Markonen. Adam jadi bingung. Leslie menjelaskan kalau dr Markonen memang terobsesi dengan mata hitam itu. Tapi film ini tak bercerita dari mana mata palsu itu berasal.
dr Leslie akhirnya berterus terang kalau rumah sakit itu adalah bekas rumah sakit veteran yang dijadikan pusat riset tentang portal alien. Ia lantas membawa Adam ke laboratorium tempat mereka menyimpan sebuah portal berupa lemari hitam. Dengan menggunakan mata palsunya, Adam bisa keluar-masuk portal sesukanya. Leslie menyuruh Adam masuk portal dan menyeberang ke’ Dunia Lain’ karena istri dan anaknya berada di sana, bersama banyak orang lainnya yang disedot portal. Ia pun lantas menghidupkan portal, yang perlu listrik besar dan menghasilkan suara dengung berfrekuensi tinggi. Adam dan Leslie memakai penyumbat telinga., tapi frekuensinya terlalu tinggi dan menyakitkan kepala. Suara itu akhirnya membuat kepala Leslie pecah (dalam arti sesungguhnya).
Adam masuk ke dalam portal dan tiba di Dunia Lain. Ia sampai di depan sebuah rumah dan mengintip ke dalam lubang di pintu. Ia melihat istri dan anaknya ada di sana. Sebuah suara di kepalanya menyuruhnya pergi ke tempat lain. Ia datang ke sebuah restoran. Ketika masuk, ruang dalamnya seperti ruang penjara. Di salah satu sel ia melihat orang yang mirip dirinya tergeletak dengan dua kelopak mata sudah tanpa bola mata. Ia melihat pintu sel lain dan masuk. Ternyata ia masuk ke dalam rumah. Ia menjumpai anaknya yang sudah dewasa. Anaknya versi masa depan. Anaknya lari karena tak kenal dirinya. Adam masuk ke ruang lain mirip ruang interogasi di markas polisi. Seseorang yang mirip dengannya mengajaknya duduk dan bicara.
Adam dari Dunia Lain atau versi alien menjelaskan kalau anak dan istrinya memang berada di Dunia Lain. Ia bisa kembali ke dunia asal setelah kecelakaan mobil karena menyerahkan satu matanya. Alien itu lantas menawari Adam untuk bergabung bersama anak-istrinya dan hidup bahagia di Dunia Lain. Syaratnya, ia harus menyerahkan bola matanya yang satu lagi, dan jadi memiliki dua bola mata alien. Kalau tidak mau, Adam bisa pulang dan hidup sendiri di dunia asal dengan hanya satu mata asli, dan keluarganya tetap tinggal di Dunia Lain. Sang alien tidak menjelaskan adanya opsi ketiga: Adam mencopot semua mata, menjadi buta total, tapi ia bersama keluarganya bisa kembali ke dunia asal. Di luar dugaan sang alien, Adam memilih opsi ketiga.
Menyempurnakan Portal Antar-Dimensi
Tiga bulan setelah peristiwa blackout global, dua fisikawan yang ikut membuat black hole pembawa petaka masih melanjutkan penelitian dan eksperimennya di Liverpool, Inggris. Mereka sudah berhasil menstabilkan koneksi antara dua portal. Anna Renee ( Georgina Blackledge), seorang peneliti wanita, yang berada di sebuah taman, untuk pertama kalinya, berhasil pindah dengan memasuki portal dan hadir di ruang laboratorium tempat James Avery (Dare Emmanuel) berada. Mereka sukses melakukan teleportasi. Anna mengajak rekan peneliti itu untuk mencoba lagi bersama-sama. James tak berani. Setelah dibujuk dengan alasan demi menyelamatkan banyak orang, James bersedia dan masuk duluan.
James keluar dengan selamat dari portal yang ada di taman, meski harus keluar dengan terlempar. Anna ternyata tak kunjung muncul. James panik. Setelah agak lama terdengar suara ledakan. Anna terlempar dan langsung tertunduk. James gembira. Ketika Anna berdiri, James melihat darah mengucur di bawah kelopak mata Anna. Dengan suara parau, Anna bilang, ”Aku sudah melihat apa yang akan segera datang. Portal hanyalah sebuah awal.” Mendengar itu, James mendadak jadi orang kesurupan. Ia melepas kedua bola matanya. Anna meneruskan kalimatnya, ”Yang akan datang menjelang adalah akhir dari segalanya.”
Mumet? Tak jelas jalan ceritanya? Namanya juga film fiksi ilmiah dan horor. Ilmianya tak jelas. Horornya kelewat maksa.***
Film Credits
Pemeran : Neil Hopkins, Deanna Russo, Ptolemy Slocum, Salvita Decorte, Natasha Gott
Sutradara : Gregg Hale, Liam O’Donnell, Eduardo Sánchez, Timo Tjahjanto
Studio : Bloody Disgusting / Screen Media Films
Genre : Fiksi Ilmiah, Horor
Rilis : Oktober 2019
Durasi : 85 menit (1 jam 25 menit)