Sering melihat Rambo, atau Arnold Schwarzenegger, berjalan gagah dengan latar belakang ledakan besar? Pasti sering. Pernah melihat mereka menengok ke belakang, ke api yang berkobar dan membubung tinggi? Bisa dipastikan tidak. Itulah syarat menjadi seorang jagoan tulen atau seorang agen rahasia yang profesional. Kiat ini yang diajarkan JJ kepada Shopie, bocah perempuan usia 9 tahun. Kiat ngawur yang dibagikan ke bocah kelas 4 SD? Anggap saja oke. Toh bukan cara membuat bom yang diajarkan.
JJ, diperankan Dave Bautista, adalah mantan anggota pasukan khusus yang menjadi agen CIA. Kenal Dave Bautista? Sosoknya sering muncul di banyak film. Tapi rata-rata sebagai penjahat atau tukang pukul. Maklum, badannya besar ala Dwayne Johnson, dan sama-sama alumni SmackDown, meski kalah jangkung. Bautista tak pernah jadi aktor utama. Kali ini, dalam film My Spy, yang merupakan film komedi, ia yang jadi jagoan. Tak sendiri, melainkan ditemani Sophie (Chloe Coleman), bocah SD yang kurus kerempeng tapi punya otak liar dan agak tricky.
My Spy dibuka dengan enak. JJ mengantar Hassan, seorang teroris berwajah Timur Tengah, untuk bertransaksi Plutonium. Kompleks reaktor Chernobyl No. 3 di Pripyat, Ukraina, jadi lokasi. Transaksi berjalan mulus. Hassan menyerahkan berlian sebagai pembayaran. Jenderal Gregovich menyerahkan koper berisi bola Plutonium seberat 9,7 kilogram, yang sudah diperkaya dengan Tritium. Daya ledaknya mencapai 800 kiloton, atau berkali-kali lipat dari daya ledak bom atom Hiroshima yang cuma 15 kiloton.
Setelah sama-sama puas, sebagai makelar senjata JJ bertanya ke Hassan siapa yang akan merangkai bola Plutonium jadi bom. Kalau belum ada, ia punya kenalan yang lihai. Kalau beli daging di pasar, pertanyaan lanjutan itu mungkin biasa. Mau dijadikan bakso di mana? Tapi bagi Hassan, pertanyaan itu semestinya tidak dilontarkan makelar senjata. Walhasil ia curiga kalau JJ agen Interpol, CIA, atau mungkin MI6. Semua senapan pun mengarah kepadanya. JJ tertawa. Ia lantas melemparkan 2 granat. Semua jadi kocar-kacir. JJ dengan santai meninggalkan lokasi dengan jip Mercedes Benz. Tak lupa ia menghidupkan CD player. Lagu lawas 99 Luftballons (Nena) pun menghentak dari speaker.
Badan Besar Tak Punya Emosi
Pulang ke markas CIA di Langley, Virginia, rekan-rekannya menyambut JJ dengan tepuk tangan. Atasannya yang berwajah Korea, David Kim (Ken Jeong), memanggilnya ke kantor. Ia senang dengan kesuksesan JJ. Ia sukses transaksi nuklir digagalkan. Tapi… ada tapi-nya… JJ juga merusak operasi besar yang sudah direncanakan. CIA seharusnya bisa membongkar seluruh jaringan perdagangan nuklir, tapi kini jadi macet karena tokoh kriminal penting tewas di Chernobyl. Hassan tewas. Gregovic tamat. Parahnya lagi, Hassan sebenarnya punya 2 bola Plutonium. Plutonium yang satu lagi sekarang diyakini berada ditangan anak buah Hassan yang tak ikut tewas: Azar Ahmadi.
Bagi Kim, itu semua menunjukkan ada yang salah pada JJ. Prestasinya sebagai mantan pasukan Ranger Angkatan Darat Amerika yang berbadan kekar memang oke. Tapi dunia intelejen adalah dunia dengan permainan yang berbeda. Seorang spy atau intel butuh kecerdikan. Harus bisa melihat nuansa. Mesti punya kepekaan emosional. ”Bisa membaca makna di balik wajah lawan,” bilang Kim, sambil meminta JJ mendeskripsikan apa yang bisa ia simpulkan dari wajahnya. JJ lesu. Ia disuruh pulang dan istirahat.
JJ pulang ke apartemen mewah, setelah sebelumnya mengambil ikan cupang yang ia titipkan ke anak tetangga. Tak ada istri yang menyambut. Tak ada pacar. Tak ada teman. Hanya ikan cupang bernama Blueberry yang jadi sahabatnya.
Ponsel JJ berbunyi. Ada pesan masuk. Ia diminta berkumpul di Langley. Atasannya mengadakan briefing kasus penjualan nuklir. Azar Ahmadi diketahui tengah mencari skema bom nuklir eks-Uni Soviet yang hemat Plutonium. Ia sudah menghubungi Victor Marquez, mantan pasukan khusus Perancis yang jadi pedagang senjata dan sekarang melebarkan sayap ke bisnis nuklir. Keduanya akan bertemu di Berlin. ”Saya suka Berlin,” kata JJ. Kim memberikan berkas penugasan ke agen lain: Christina (Nicola Correia-Damude). Victor sendiri sekarang diketahui sedang tebang ke Paris untuk menemui Koll, pengacara David Marquez, adiknya yang ia bunuh setahun lalu. ”Paris juga OK,” kata JJ. Kim kembali memberikan penugasan ke Christina.
JJ dapat tugas apa? Simpel saja. Ia diberi tugas melakukan pengintaian di Chicago. Lebih tak enak lagi, JJ akan melakukan pengintaian berdua dengan Bobbi (Kristen Schaal), perempuan tak seksi yang biasa mengurusi IT. JJ cuma bisa melongo. Bobbi sendiri, yang memang suka gaya JJ beraksi, gembira luar biasa. Yang harus mereka intai adalah Kate Vale, istri mendiang David Marquez. Selama Victor Marquez belum ditangkap, istri adiknya harus dimonitor untuk mengantisipasi kemungkinan Victor mendatanginya. Kate tinggal bersama anaknya, Shoppie, yang bersekolah di SD Oak Tree Charter. Kate sendiri bekerja sebagai perawat di UGD RSUD Chicago.
Mata-Mata Dikadali Anak SD
Sophie sedang duduk di tangga luar apartemen di seberang jalan dan melihat JJ dan Bobbi mulai pindahan ke gedung apartemen yang juga ia tempati bersama ibunya. CIA menyewa ruang di lantai atas. Setelah melihat Kate mengantar Sophie ke sekolah, JJ dan Bobbi langsung masuk ke apartemen Kate dan memasang sejumlah kamera cctv mungil. Ketika anjing Sophie menggonggong, JJ bisa mendiamkannya. Saat sedang menguji coba hasil instalasi, Kate tiba-tiba muncul. Ponselnya ketinggalan. JJ kucing-kucingan di dalam apartemen menghindar dari kepergok Kate. Bobbi membantu lewat monitor yang berada di apartemen sewaan CIA.
Ketika Sophie pulang, anjingnya mengajak main bola. Tapi Sophie melihat ada yang aneh pada bola yang disorongkan sang anjing. Setelah diperiksa, ternyata isinya kamera. ”Celaka,” kata Bobbi yang sedang melihat monitor cctv. Sophie yang cerdas langsung mengecek nomor seri kamera, menemukannya, dan mendownload software scanner sumber sinyal wifi sang kamera. Di lantai atas, JJ dan Bobbi sedang berdebat soal Sophie yang berhasil mengetahui keberadaan kamera. Tanpa diduga, Sophie menyelinap masuk ke kamar mereka, membuka dompet Bobbie yang berisi kartu CIA, dan kemudian muncul dibelakang mereka sambil terus membuat rekaman video dengan ponselnya.
JJ merayu Sophie. Ia bilang mereka hadir untuk menjaga keamanan Sophie dan ibunya. Akan menjaga kami juga kalau Paman Victor datang? JJ tak menjawab. Ia minta Sophie menyerahkan ponselnya atau ia akan dapat masalah besar. Sophie membalas dengan bilang,”Bukankah kalian yang akan dapat masalah besar. Penyamaran kalian terbongkar oleh anak usia 9 tahun?” Ia mengancam akan mengirim video ke media sosial dan ke teman-temannya. JJ dan Bobbi tak berkutik. Mereka berunding untuk menghabisi Sophie dan membuatnya seolah-olah kecelakaan jatuh dari tangga. ”Aku masih merekam,” bilang Sophie. JJ bilang ia hanya bercanda. Bocah cilik itu kemudian menawarkan kesepakatan yang tak bisa ditolak. JJ harus mengantarnya main ice-skating di taman.
Kesokan harinya JJ benar-benar mengantar Sophie. Ia juga terpaksa ikut main ice-skating setelah diledek, dengan gaya ayam berkotek, sebagai penakut. Mereka akhirnya diusir dari taman karena JJ mengerjai anak-anak nakal yang mem-bully Sophie. Mereka pulang terlalu malam karena mampir ke tukang es krim. Kate yang sudah berada di rumah jadi panik. Begitu Sophie dan JJ muncul, ia langsung memukuli dan menendang selangkangan JJ. JJ tersungkur. Sophie menjelaskan segalanya dan ibunya minta maaf.
Untuk menebus kesalahpahaman, JJ diundang makan malam. Usai makan, Sophie kembali mengerjai JJ. Ia merayu ibunya agar minta JJ jadi pendampingnya besok di Hari Orang Tua dan Teman Spesial di sekolah, karena ibunya pasti tak bisa minta izin libur. Ibunya bilang JJ pasti sibuk. Sophie bilang JJ pasti bisa karena tidak sibuk. Kerjaannya setiap hari hanya menonton TV. JJ tak berkutik lagi. Sophie menyebut-nyebut lagi pekerjaan sebagai agen rahasia yang hanya menatap monitor untuk memantau apartemen Kate.
CIA Masuk Sekolah
Satu demi satu orang tua tampil dan membanggakan pekerjaan hebat mereka di depan kelas. Saat gilirannya tiba, Sophie melirik ke JJ sebagai Teman Spesial-nya. JJ maju dan bercerita kalau saat ini ia sedang menimbang sejumlah pilihan pekerjaan. ”Pengangguran,” celetuk salah seorang siswa. Seisi kelas tertawa. JJ menyambungnya dengan bilang di waktu sebelumnya ia bekerja sebagai tukang sampah. Satu kelas tertawa lagi. Ibu guru menenangkan dengan bilang kalau menjadi tukang sampah adalah tugas yang mulia.
JJ akan kembali duduk, tapi melihat Sophie sedih. Tak enak hati, JJ kembali ke tengah kelas dan bilang bahwa yang ia maksud dengan tukang sampah tadi adalah tukang memberantas sampah masyarakat. Ia adalah mantan Ranger Angkatan Darat yang sekarang bekerja di CIA. Seisi kelas terdiam. ”Kalau sampai semua yang kalian dengar sekarang ini beredar di luar, kalian akan saya kejar sampai ke ujung dunia,” tegas JJ. Seisi kelas melongo. ”Just kidding,” sambung JJ. Seisi kelas tertawa. Sophie gembira.
JJ pun gembira. Ia yang biasanya kaku ternyata bisa gembira bermain bersama anak-anak. Ibu-ibu pun berkerumun melihat JJ memamerkan otot dan tattoo-nya. Ia juga menang main tak umpet karena mengguncang pohon yang jadi tempat sembunyi dan membuat anak-anak berguguran dari pohon. Ibu guru yang manis pun kesengseng dan menyelipkan kertas berisi nomor telepon. Untuk yang terakhir ini, Sophie melihat. Ia minta JJ menyobeknya. ”Konflik kepentingan,” bilangnya. Ia menyuruh JJ menelan sobekan itu, tapi untunglah Kate datang. Kate senang JJ bisa membuat Sophie gembira. Dari kejauhan Sophie senang melihat ibunya sudah bisa tersenyum dan tampak gembira ngobrol dengan JJ.
Melatih Spy Cilik
Yang jelas lebih gembira adalah JJ. Ia akhirnya terbebas dari pemerasan perempuan cilik. Benarkah? Sophie memanggilnya saat lari pagi di taman. Ia kembali berterima kasih atas kesediaan JJ menemaninya di Hari Orang Tua dan Teman Spesial. Tapi ia kemudian menyampaikan analisinya tentang diri JJ. Di balik penampilannya yang garang, JJ ternyata berhati lembut. Tapi, layaknya analis orang dewasa, Sophie melihat JJ seperti orang yang menyimpan luka. Orang yag kesepian. Istri meninggal? Rekan terbunuh? Memimpin pasukan dan mengambil keputusan yang buruk? Kehilangan mereka dan dihantui perasaan bersalah?
JJ terpancing. Ia bercerita bahwa menjadi orang militer yang menjalankan misi yang berpindah-pindah itu susah. Dan yang lebih merasakan sudah adalah orang yang menunggu di rumah. Pada misi terakhirnya ia tertembak, pulang ke Amerika, dan tunangannya meninggalkannya karena sudah tak kuat lagi hidup bersama tentara. Karena itulah ia memutuskan untuk hidup sendiri dan mengerjakan segalanya sendiri. ”Tidak sendiri,” kata Sophie. ”Masih ada ikan cupang kenang-kenagan sang mantan.”
Gantian Sophie yang curhat. Ia minta JJ mengajari cara jadi spy. Kalau sudah gede, ia akan bekerja di dunia spionase. Mendengar pekerjaannya diusik lagi, JJ sadar akan dikerjai lagi oleh Sophie. Ia segera pergi sambil bilang, ”Potongan seperti kamu gak cocok jadi spy.” Sophie tidak terima. Kepada JJ yang menjauh ia berteriak, ”Jadi menurut kamu seorang anak cuma boleh mimpi jadi barista. Jadi desainer pakaian atau wedding planner. Atau jadi suster seperti ibuku.”
Mendengar kalimat terakhir, JJ jadi berhenti. Ia tak enak hati. Sophie malah terus nyerocos. ”Oke. Aku akan ke Bobbi saja. Kelihatannya dia yang jadi otak operasi pengintaian. Kamu cuma modal otot.” JJ sewot dibilang begitu. Ia menjelaskan kalau Bobbi hanya seorang analis, tidak pernah pegang senjata, dan tidak pernah ikut pelatihan agen rahasia. ”Bobbi sama sekali tidak bisa mengajarkan cara jadi spy. Kalau ada orang yang bisa mengajari kamu jadi spy, akulah orangnya,” tegas JJ. Sophie tertawa. JJ keceplosan dan kena jebak lagi.
JJ terpaksa menjadi pelatih spy cilik. Ia mengajari Sophie cara lolos dari mesin detektor kebohongan. Kuncinya adalah mengatur pernapasan. Sophie berhasil. JJ mengajarkan cara meloloskan diri dengan mengalihkan perhatian lawan. Sophie menjatuhkan toples ikan cupang, JJ meratapi ikannya, Sophie berhasil menipu lawan. Melihat semua itu, Bobbi, sang analis, cemburu JJ mau mengajari Sophie tapi tak mau mengajari dirinya. Sambil cemberut, Bobbi mengambil belati yang dipakai mengupas buah. Dan tak sengaja, ia melempar belati ke belakang. Ia berbalik dan melihat belati menancap di paha JJ. Bobbi langsung muntah.
Bosan dengan latihan, Sophie minta penugasan pertama sebagai agen rahasia. JJ menunjuk teras apartemen di seberang jalan. Kalau dalam 10 menit Sophie bisa melambakan tangan dari sana, berarti ia sukses menjalankan misi. Kecil, 5 menit pun bisa, kata si gadis cilik. Dan benar, sebentar saja Sophie sudah melambaikan tanan bersama nenek-nenek pemilik apartemen dan ngobrol di teras. Ia pindah apartemen lagi dan melambaikan tangan sambil menggendong bayi. Dan seterusnya.
Sophie akhirya bilang kalau semua yang diajarkan JJ sudah diperdalamnya dengan belajar dari Youtube. Mereka sampai di pelajaran final. Berjalan meninggalkan ledakan besar tanpa melirik ke belakang. Tapi tidak pakai bom. JJ menyalakan sederet kembang api. Mereka melakukannya bersama-sama. Sempat melihat cantiknya letusan kembang api di belakang, JJ memutar kepala Sophie ke depan. Mission accomplished. Sebagai bonus, JJ mengajarkan cara menyusun komentar yang bagus saat selesai mengalahkan lawan. Jangan komentar membosankan ala Mission Impossible.
Sementara itu di Berlin, Victor Marquez mendatangi Koll, pengacara adiknya, David, ayah Sophie. Ia menanyakan dimana David menyimpan skema bom nuklir. Koll bilang ia tak tahu karena ia tak percaya David soal itu. David cuma bilang kalau flashdisk berisi skema itu disimpan sahabat karibnya. Victor tahu sahabat karib adiknya.
Fortnite Dance
Ponsel JJ berbunyi. Sophie minta JJ cepat datang ke sekolah karena ada situasi darurat. Hari itu sekolah emang ramai. Orang tua berkumpul karena ada lomba lukis. Tapi tak ada keadaan genting. Agen rahasia CIA dibohongi lagi oleh anak kecil. Sophie cuma tertawa. Setengah berbisik ia bilang kalau ada yang salah dengan cara JJ mulai berkenalan dengan ibunya. Menurut majalah Cosmo, kata Sophie, pria harus tampil maskulin, tapi juga harus terlihat sensitif dan rentan secar emosional. Kate pun muncul. Rupanya sang anak ingin menjodohkan ibunya dengan JJ. Ketika mereka pulang bersama, di depan pintu apartemennya, Kate mengundang JJ makan malam. Tapi tidak di rumah.
Bobbi yang mendengar undangan itu dari monitor CCTV, langsung ngambek saat JJ kembali ke apartemen pengintaian. Ia menyebut JJ sudah melenceng dari tugas. Misi mereka adalah melakukan pengintaian dan bukan menjaga Sophie dan Kate. Tugas mereka adalah menunggu kalau-kalau Victor mengontak Kate. JJ balik bilang bahwa misi mereka ini hanyalah misi omong kosong. Tidak ada orang yang menghubungi Kate. Tak ada tanda-tanda kalau Kate dan Sophie menyembunyikan sesuatu.
JJ akhirnya pergi berdua dengan Kate untuk makan malam di sebuah kafe. Sophie dan Bobbi menonton mereka lewat cctv. Mereka ngobrol panjang tentang banyak hal dan akhirnya Kate mengajak JJ berdansa. JJ tak mau. Seperti anaknya, dengan bergaya ayam berkotek, Kate meledek JJ penakut. JJ pun bangkit dan mulai mengikuti gerak Kate. Ketika musik berganti dengan dance dan rap, JJ mendadak jadi liar. Ia mempesona seisi kafe dengan ‘Fornite Dance”. Semua orang ikut.
Nun jauh di Paris, agen CIA Christina membisikkan lewat walki-talkie kalau Victor sedang bertemu dengan Azar Ahmadi. Atasanya, Kim, yang ikut ke Paris, langsung memerintahkan penyergapan. Victor dan Azar lari dan masuk ke pintu sebuah gedung. Ketika Kim dan anak buahnya mendekat, ledakan keras terjadi di bangunan yang dimasuki Victor dan Azar.
Sahabat Karib David Marquez
JJ dan Bobbi dipanggil ke Langley. Kim, dengan didampingi Christina, mengumumkan kalau kasus mereka sudah selesai. Victor dan Azar sudah tamat. JJ dan Bobbi ikut senang. Tapi, Bobbi bertanya, mengapa repot-repot menyuruh mereka ke Langley. Kabar itu bisa disampaikan lewat telepon atau email. Ternyata, selain ingin menyuruh keduanya segera membereskan peralatan di Chicago, juga agar mereka bisa membereskan meja mereka di Langley. Keduanya dipecat. Why? Kim menunjukkan video di sekolah Sophie, JJ makan malam di rumah Kate, dan –yang lebih parah lagi– video JJ ber-Fornite Dance muncul di Youtube dengan 1 juta viewer.
Kembali ke Chicago, JJ menemui Kate di apartemennya. Ia bilang ada kabar baik dan buruk. Kabar baiknya, ia berterima kasih pada Kate yang sudah membuka bagian dirinya yang selama ini tertutup. ”Perasaan kita sama,” balas Kate, tersenyum. Kabar buruknya? JJ mengajak Kate ke apartemennya. Bobbi sedang memberesi peralatan. Kate terdiam melihat banyak layar monitor menampilkan ruangan di apartemennya. ”Kami CIA,” bilang JJ. Tak berkata apa-apa, Kate langsung kembali ke apartemennya. JJ menyusul. Kate mencari-cari di mana kamera berada. JJ mengambilkan salah satunya. Kate marah. Sophie muncul dan minta maaf tidak dari dulu memberitahu ibunya.
Keesokan paginya, Sophie datang ke apartemen CIA untuk mengucapkan salam perpisahan. JJ mengantarnya kembali. Saat masuk, Sophie langsung berteriak. Victor Marquez sudah berada di dalam. JJ ikut masuk tapi langsung dirobohkan anak buah Victor. Bobbi sedang mematikan monitor terakhir ketika sekelebat ia melihat ada kejadian di apartemen Kate. Ia menghidupkannya lagi dan panik. Ia mengambil senapan JJ, memasang magasin, tapi pelurunya malah berhamburan dari magasin.
Di bawah, Victor mengeluarkan pisau sambil menggendong anjing Sophie. Kate memohon agar anjing tak dibunuh. ”Aku takkan membunuh sahabat karib David,” kata Victor. Ia memotong kalung sang anjing dan menyobek sisinya. Ia mengeluarkan flashdisk berisi skema bom nuklir Soviet dan menyimpannya di kotak kecil. Mendadak muncul dua pria tetangga baik Kate. Mereka menodong Victor dan mengambil flashdisk. Ternyata keduanya orang bayaran yang juga memata-matai Kate. Di luar, Bobbi bergegas turun tangga. Senapan di tangannya jatuh dan memuntahkan peluru ke sana ke mari, termasuk ke apartemen Kate. Victor memanfaatkan kekacauan untuk merebut flashdisk. Ia kabur sambil menyekap Sophie.
JJ mengejar ke luar. Victor sudah kabur dengan mobilnya. Kate muncul dengan mobil unyil: Fiat 500. JJ naik. Berkat mobil retro mungil itu, yang leluasa menerobos kemacetan, mereka bisa mengejar Victor. Victor masuk ke halaman bandara. Pintu pagar bandara yang berlapis kawat kandang ayam menutup kembali. Biasa nonton film Hollywood, Kate langsung mengarahkan Fiat 500 ke pagar. Jeger… Mobil unyil itu tidak mempan menembus pagar. Untunglah air bag meletus. JJ keluar dan naik ke kap mesin Fiat. Ia melompati pagar, menuju truk tangki, dan membawa truk pengangkut avtur itu ke ujung landasan di pinggir jurang.
Gaya Jagoan di Depan Ledakan
Di ujung landasan yang lain, Victor mulai memacu pesawat capung yang dipiloti sendiri. Sophie terikat di kursi samping pilot. Pesawat bergerak maju, JJ pun maju dan mengeluarkan belati. Mereka bertemu sebelum pesawat lepas landas. JJ memerosotkan diri dan menyayat ban pesawat. Pesawat jadi berbelok dan gagal terbang. Sayapnya merobek selang truk tanki. Avtur berceceran. Victor keluar dari pesawat dan menantang JJ berkelahi. Victor menyarankan JJ membuang pistolnya agar tak menyulut avtur yang cecerannya mendekati pesawat. Mereka berkelahi dan JJ unggul.
Sophie berusaha membebaskan diri. Apesnya, kakinya menendang salah satu tuas dan pesawat bergerak lagi. Pesawat terperosok di pinggir jurang. JJ naik dan bisa keluar bersama Sophie. Sebelum keluar, sang spy cilik sempat mengambil kotak flashdisk yang terjatuh di kolong kursi pilot. Victor siuman dan langsung menodong JJ dan Sophie. Ia minta flashdisk-nya dan berjanji tidak akan menembak. Sophie menyerahkannya sambil mengedipkan mata ke JJ. Victor ingkar janji dan akan menembak Sophie. Kate datang dan menghantam kepalanya. Victor terjatuh di atas potongan pagar yang terseret pesawat yang jatuh ke jurang.
Api sudah mulai menjalar ke truk tanki. Kate mengajak mereka cepat-cepat lari. Sophie malah tersenyum dan melirik JJ. Sang ibu bingung. Sophie dan JJ bergandengan tangan berjalan santai. Di belakangnya api mulai membakar truk tanki. Tapi tak ada ledakan. JJ menghentikan langkah. Kate panik. JJ mengeluarkan granat dan melemparkannya ke truk tanki. Ledakan keras terdengar. Api berkobar. JJ dan Sophie berjalan lagi dengan latar belakang kobaran api. Sophie mengengok ke belakang. JJ memutar kepalanya agar menghadap kamera.
JJ dan Bobbi disambut tepuk tangan ketika muncul di markas CIA. Mereka tak jadi dipecat. Mereka boleh memilih mau ditempatkan di mana. Mereka memilih Chicago. Juga minta naik gaji. Dan di penghujung film, JJ, Kate, dan Shoppie main ice-skating di taman. Jake bikin heboh lagi dengan Fortnite Dance di atas es. ***
Film Credits
Pemeran : Chloe Coleman, Dave Bautista, Kristen Schaal, Ken Jeong
Sutradara : Peter Segal
Studio : MWM Studio / STXfilms
Genre : Spionase, Komedi, Keluarga
Rilis : Juni 2020
Durasi : 99 menitÂ