Maling membobol toko perhiasan. Kalau di sini, kita bisa asumsikan sang maling mencongkel pintu toko dengan linggis. Atau kalau di Hollywood pakai bom. Lain lagi dengan di Perancis. Lino (diperankan Alban Lenoir) lebih suka menggunakan mobil hatcback Renault Clio. Caranya, tabrakkan saja mobil unyil itu sekencang-kencangnya, dengan mesin yang telah ditambahi NOS dan turbo, ke arah toko. Berhasil? Tidak remuk? Ternyata bisa. Mobil unyil itu utuh. Lebih hebatnya lagi, tak cuma dinding depan toko yang berhasil dibobol. Rem mobil blong, mobil terus melaju, menjebol tembok demi tembok, hingga akhirnya tembus ke belakang toko. Kelewat. Apesnya, seat-belt racingnya macet. Lino tak bisa keluar mobil. Polisi meringkusnya.
Kita tentu boleh tertawa melihat adegan pembuka film ”Lost Bullet” ini. Film buatan Perancis, bahasa pengantarnya pun bahasa sana. Judul aslinya adalah ”Balle Perdue”. Tersedia di Netflix mulia 19 Juni 2020, film ini jadi film nomor satu di Perancis dalam sepekan. Di Inggris jadi film urutan ke-4. Di Amerika? Entahlah. Mungkin banyak peminatnya. Soalnya, media top di sana mau repot-repot memberi nilai bagus dalam reviewnya. Mulai dari The New York Times, Forbes, sampai ke Hollywood Reporter.
Mobil Eropa memang peduli pada keselamatan penumpang. Kerangka mobil dibuat sedemikian rupa agar tak gampang ringsek kalau bertabrakan atau terbalik. Tapi kalau Renault Clio yang mungil bisa membobol tempok berlapis-lapis, apa mungkin? Sepertinya mungkin. Soalnya, pada adegan pembuka yang lebih awal, selain utak-atik mesin agar lebih sangar larinya, Lino juga menambahkan rangka besi di ruang mesin. Dan ketika akan menabrak, ia menyuruh adikya, Quentin (Rod Paradot), yang jadi pendamping di kursi kanan, untuk menekan tombol penambah berat di bagian depan mobil. Walhasil, meski kabin penumpang tak ditambahi roll-bar, Clio bisa membobol toko perhiasan. Quentin sendiri berhasil kabur karena seat-belt-nya tak macet.
Satgas Go Fast
Kepolisian Perancis dikisahkan memiliki satgas ”go fast”. Satuan ini bertugas menangkap para pengedar narkoba yang melarikan diri dengan mobil-mobil super-kencang. Mengetahui keahlian Lino, komandan satgas yang bernama Charas (Ramzy Bedia) pun merekrutnya. Imbalannya potong masa tahanan. Berbekal mobil hasil oprekan Lino, pada suatu hari Charas dan anak buahnya diceritakan sedang mengejar pengedar narkoba yang melarikan diri dengan sedan BMW. Sedan polisi Charas berhasil mengimbangi. Ketika sudah dekat, tiba-tiba muncul mobil polisi lain dari arah berlawanan, yang dipacu anak buah Charas. Tanpa ragu, mobil polisi itu langsung adu banteng dengan sedan BMW. BMW ringsek, sedan polisi utuh.
Penumpang sedan BMW tewas semuanya. Penumpang mobil polisi, Areski (Nicolas Duvauchelle), tangan kanan Charas, dan seorang polisi lagi, tak terluka sedikit pun. Mereka pun berhasil mengamankan satu tas besar berisi tepung putih narkoba. Mobil merek apa yang dipakai polisi? Tak jelas. Mungkin Renault, Peugeoot, atau Citroen, yang semuanya buatan Perancis.
Pulang ke markas, yang bersosok garasi besar, para polisi mendiskusikan hasil tangkapan. Saat itu pula Charas menyampaikan dugaan adanya kebocoran dalam beberapa kali penyergapan. Ia curiga ada orang dalam yang bekerjasama dengan pengedar narkoba. Salah satu pengedar diketahui mempekerjakan Quentin, adik Lino, yang juga mekanik handal. Lino, dengan imbalan dibebaskan secara penuh, diajak bekerjasama. Ia –yang sehari-hari sudah bekerja di bengkel satgas go fast– bersedia karena tak ingin adiknya bergaul dengan para pengedar narkoba.
Bersama Lino, Charas –dengan menggunakan mobil tua kebanggaannya, Renault 21 – 2L Turbo, yang konon mobil tergagah di Perancis pada era 1986-1993– mendatangi sentra mobil rongsok yang diduga jadi kedok bisnis narkoba. Lino membujuk Quentin agar ikut dengannya dan berhenti kerja. Pemilik sentra mobil rongsok ternyata tak bersahabat dan menodongkan senapan. Charas muncul dan mengambil senapan para penodong. Anak buah Charas, Areski, muncul. Ia ikut meredakan suasana. Charas, Lino, dan adiknya pun masuk ke Renault 21 warna merah milik Charas. Saat mobil akan jalan, Areski menembak mobil dari belakang, tembus ke kursi pengemudi, dan Charas tewas tertembak.
Konspirasi Polisi Narkoba
Rupanya, Areski-lah orang dalam kepolisian yang berkonspirasi dengan para pengedar narkoba. Ia khawatir kalau Quentin buka mulut dan lebih baik menghabisi Charas sekalian. Lino langsung melarikan diri agar tak ikut ditembak. Charas dan sedan Renault warna merahnya besoknya ditemukan terbakar. Lino pun akhirnya berhasil ditangkap polisi. Areski mendatanginya di ruang interogasi dan menyuruh Lino mengaku kalau Charas dibunuh pengedar narkoba. Sepeninggal Areski, Lino berhasil meloloskan diri dari ruang interogasi dan kabur, setelah baku hantam –dan hebatnya menang– dengan banyak polisi. Lino pun jadi buronan.
Dengan sembunyi-sembunyi, Lino mendatangi markas go fast. Ia melihat mobil Renault 21 Charas yang gosong. Sebagai orang yang biasa berurusan dengan mobil, ia langsung tahu kalau mobil itu bukan mobil Charas. Juga tak ada lubang bekas tembakan di kursi supir dan tak ada peluru yang bersarang didashboard. Charas kebetulan dikisahkan tewas dengan peluru menembus dadanya, alias pelurunya melewati tubuhnya dan tersangkut di dasboard. Lino pun pergi lagi ke sentra mobil rongsok adiknya. Quentin membenarkan kalau ia disuruh bosnya menyembunyikan mobil Charas, dan mobil yang dibakar memang bukan mobil yang sebenarnya.
Walhasil misi Lino selanjutnya adalah membersihkan namanya sebagai tersangka pembunuh Charas. Dan satu-satunya cara adalah menemukan peluru yang hilang (lost bullet) atau peluru yang berada di mobil Charas yang sesungguhnya. Apa yang dilakukan Lino? Membuat mobil sangar untuk melawan pengedar narkoba? Membuat mobil perkasa untuk diadu dengan mobil Areski? Ternyata film ini tidak bicara lagi soal mobil. Isinya cuma lika-liku tidak asyik Lino kesana-kemari mencari mobil Charas, menghindari polisi, dan lain-lain.
Badak Dua Cula
Sang adik, yang akhirnya tewas tertembak, di saat terakhir menunjukkan keberadaan mobil Charas. Terkubur –setelah dibungkus terpal– di dalam tanah di bawah tumpukan jerami. Lino membawa mobil itu, yang masih hidup normal, dan menyulapnya jadi mobil dengan bagian depan super-kuat. Tak cukup itu, ia menambahkan juga dua cula tajam ala cula forklift. Lebay? Begitulah. Jadi mirip mobil-mobil di film Mad Max. Dan dengan mobil itu ia bisa mengalahkan Areski. Setelah menang, mobil dibawa ke markas go fast. Tim forensik bisa menemukan peluru yang menembus dada Charas. Dan Lino pun dapat surat keterangan bebas yang dijanjikan Charas. ***
Film Credits
Pemeran : Alban Lenoir, Nicolas Duvauchelle, Ramzy Bedia, Stefi Celma, Rod Paradot
Sutradara : Guillaume Pierret
Studio : Inoxy Films / Netflix
Genre : Aksi, Kriminal, Balap
Rilis : Juni 2020
Durasi : 92 menitÂ