A Perfect Plan — Tiga Serangkai Mencuri Berlian John D Rockefeller

  • Post category:Film
You are currently viewing A Perfect Plan — Tiga Serangkai Mencuri Berlian John D Rockefeller

Kate terbangun. Bukan di kamar tidur, tapi di lantai kotor sebuah gudang kosong dengan cahaya lampu remang-remang. Kepalanya sedikit pusing. Ia tidak panik. Bangkit, ia membuka pintu besi yang ada dengan agak susah payah. Menelusuri lorong gudang, ia mendengar pintu terkuak. Kate langsung menghantam pria yang muncul. Pria muda berbadan gemuk itu tak melawan. Sama seperti Kate, ia pun bingung mengapa terbangun di gudang itu. Suara pintu terbuka terdengar di lantai bawah. Keduanya turun. Mereka ditodong semburan api las portable oleh seorang perempuan. Ketiganya akhirnya sepakat kalau mereka sama-sama orang yang dipaksa hadir di gudang.

Perempuan yang pertama bangun bernama Kate (diperankan Kathleen Munroe). Pria gemuk adalah Rowan (Michael Hough). Perempuan ketiga bernama Magdalena (Gia Sandhu), yang bisa dipanggil Mag. Bersama-sama mereka keliling gudang dan sampai di ruang terang yang penuh peralatan pencuri profesional. Juga ada selembar cetak biru gedung, berlabelkan Museum Matheson di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Mereka jadi sadar kalau mereka benar-benar telah diculik. Kate bilang terakhir ia ingat berada di New York. Magdalena di Arizona. Rowan sedang liburan di Toronto.

Mendadak terdengar ledakan keras di lantai atas. Debu dan asap mengepul. Mereka berlarian ke atas dan menjumpai seorang pria sedang berusaha bangkit. Mereka memapahnya turun dan mendudukkannya di sofa. Pria itu menanyakan siapa mereka bertiga dan apa saja yang telah mereka curi. Rowan tak terima dibilang pencuri. Pria itu lantas menyampaikan analisanya tentang sosok masing-masing orang. Rowan berbadan besar, kasar, pasti seorang mekanik. Mag terlihat anggun dan lembut seperti kucing, pastilah jago dalam membobol rumah orang. Kate manis dan licin, pasti penipu ulung. Dia sendiri? Orang paling pintar di antara kalian semua, bilangnya.

a perfect plan

Yang lain tersenyum kecut mendengar kalimat tadi. Tapi pria itu, Grayson Bishop (William Forsythe), mengajak mereka semua untuk lebih santai. Perbanyak humor dalam situasi seperti itu. Lagipula ia yakin mereka semua orang pintar, atau setidaknya ahli di bidang masing-masing. Kalau tidak pintar, ia terhina berada di sana. Ia bilang kalau ia sendiri memang pencuri yang lihai. Dialah yang mencuri lukisan Van Gogh dari Museum Boston, Maret 1990. Ia masih satun di gudang rumahnya. Selagi mereka ngobrol, tv di ruangan menyala dan tampak sosok mereka sedang ngobrol. Mereka dipantau CCTV. Tak lama kemudian gambar berganti dengan gambar bom yang pengatur waktunya sudah berjalan mundur dari angka 6 jam.

Grayson mengajak mereka berpikir tentang apa yang diinginkan penculik. Rowan menyebutkan adanya peralatan maling yang komplit. Kate bilang ada peta Museum Matheson. Sepertinya sang penculik menyuruh kita mencuri sesuatu, kata Grayson. Mengapa repot-repot menculik dan bukannya menyewa mereka sebagai pencuri? Mungkin karena mereka takkan mau jika disuruh mencuri. Atau mungkin karena penculik menduga mereka akan mencuri barang miliknya. Setelah merenung sebentar, dan berdasarkan pengetahuannya sebagai pencuri profesional, Grayson punya kesimpulan. Mereka disuruh mencuri berlian peninggalan John D Rockefeller, sang biliuner Amerika. Berliannya tak pernah disimpan di satu tempat, tapi selalu berpindah dari satu kota kota lain. Yang tetap hanyalah lemari besi penyimpannya. Lemari besi Mosler buatan tahun 1970-an, yang sampai saat itu belum pernah berhasil dibobol pencuri manapun. Sangat mungkin berlian Rockefeller saat itu tengah mendapat giliran disimpan di Museum Boston.

a perfect plan

Berkeliling gudang lagi, mereka menemukan satu pintu elektronik yang diyakini sebagai replika pintu ruangan penyimpan di Museum Matheson. Sang penculik rupanya ingin mereka melakukan latihan dan simulasi. Grayson dengan gampang membuka pintu elektronik itu, yang memakai sistem keypad Henderson. Pintu terbuka, mereka langsung dihadapkan dengan ruang penuh sinar laser. Mag bisa melewatinya. Tantangan berikutnya adalah kaca super tebal. Giliran Rowan turun tangan. Palu tak mempan, bor pun tak mempan. Harus pakai mata pisau atau mata bor khusus untuk menjebolnya. Kate mengusulkan untuk memakai keramik putih pelapis busi dan berhasil. Dan dugaan Grayson ternyata benar. Tantangan terakhir mereka adalah membuka pintu lemari besi Mosler. Kate diyakini jadi orang yang ahli dalam urusan lemari besi Mosler, yang membukanya harus pakai stetoskop.

Sebelumnya, para pencuri pro itu sempat rehat. Grayson berbincang-bincang dengan Kate soal jati diri Kate. Ia tahu kalau Kate adalah cucu Bingham Paxton, seorang cabal, ahlinya ahli dalam urusan curi-mencuri. Kate juga terlibat dalam pencurian terakhir yang dilakukan sang kakek, tapi sang kakek tertangkap, masuk penjara, dan meninggal di dalam penjara. Ia juga tahu Kate berhasil membobol lemari besi Mosler pada pencurian itu. Yang Grayson tak tahu adalah bagaimana ceritanya sampai sang kakek tertangkap. Dan ia yakin Kate sampai sekarang masih berada berdosa atas ketertangkapan kakeknya. Dengan berat hati Kate mau bercerita soal penangkapan kakeknya. Ayah Kate tidak ikut? Grayson dan Kate tak bicara soal itu. Tapi di penutup film, Rowan sempat bilang kalau Grayson ternyata ayah Kate. Grayson sendiri tewas ketika kembali mencoba membuka pintu keluar seusai istirahat. Sang penculik, yang selalu memonitor via CCTV, meledakkan bom dekat pintu ketika Grayson mencoba membukanya dengan semburan api las.

Kate memang berhasil membuka replika lemari besi Mosler di gudang. Mereka juga akhirnya tahu kalau orang yang menculik mereka adalah Theo (Carlo Rota). Beres dengan lemari besi, mereka meledakkan pintu keluar dan meloloskan diri. Gudangnya sendiri dikisahkan meledak, seperti yang terlihat dari kejauhan. Hari sudah gelap ketika mereka keluar gudang. Mereka bubar? Tentu tidak. Mubazir kalau simulasi yang sudah dijalankan tak dipergunakan. Malam itu juga mereka beraksi. Kate datang sendirian ke Museum Matheson dengan gaun biru. Malam itu ada perjamuan di sana. Theo juga hadir. Mereka sempat ngobrol. Kate lantas menjalankan aksinya dengan mudah, persis seperti simulasi di gudang. Bedanya, Kate melaksanakan seluruhnya sendirian. Rowan membantu dengan meninggalkan peralatan di lift dan jadi teman bicara di headphone tersembunyi di telinga.

Keluar dari museum, Kate langsung menuju Rowan yang menunggu di mobil van. Tinggal beberapa langkah lagi, van itu pergi. Rowan diculik anak buah Theo. Kate pun meninggalkan museum dengan berjalan kaki. Theo menyusul dengan mobilnya, menodongkan pistol, dan menyuruh Kate naik. Di mobil, Theo memaksa Kate menyerahkan berlian. Kate tak mau dan ia juga tidak membawanya. Sudah ia sembunyikan. Theo mengancam membunuh Kate. Berlian akan hilang selamanya bersama kematiannya, bilang Kate. Theo mengancam akan membunuh Rowan. Supirnya diminta menghubungi anak buah yang menculik Rowan. Telepon tak berjawab. Rowan sudah mengalahkan anak buahnya. Kate pun beraksi, mencoba merebut pistol Theo, tapi pistol meletus dan pelurunya mengenai sopir. Mobil menabrak tiang listrik.

a perfect plan

Kate melarikan diri menuju tempat berkumpul yang disepakati. Theo mengejar. Ketika sampai di titik berkumpul, Mag datang dengan menodongkan pistol. Theo muncul di belakangnya dengan tertawa. Ia memuji kerja putrinya. Mag adalah anak angkatnya. Theo kembali memaksa Kate menyerahkan berlian. Kate tetap tak mau. Theo menyuruh Mag menembak Kate. Mag enggan. Theo marah dan menembak putri yang membangkang. Rowan muncul dan memukul Theo dari belakang. Theo tak sadarkan diri. Ketiganya lantas berjalan ke sebuah rumah dan Kate mengambil kantong berlian yang disembunyikan di balik tanaman.

Film diakhiri dengan Theo terduduk di kursi mobil van yang dipakai saat memonitor aktivitas Kate dkk di gudang. Sebelah tangannya terborgol ke setir. Di hadapannya beberapa butir berlian menggeletak di meja, tapi tak bisa diambil karena tangannya terborgol. Di kantongnya tersedia remote televisi. Ketika dihidupkan, muncul video Kate dkk mengucapkan selamat tinggal. Suara sirine mobil polisi terdengar mendekat. Di New York, tiga hari kemudian, Kate, Mag, dan Rowan duduk-duduk santai di sebuah kafe. Mereka bersulang atas kesuksesan di Cleveland. Seorang pria, yang pernah bertemu dengan Theo di awal film, muncul. Dia pembeli berlian. Menerima kantong berlian, pria itu buka ponsel dan mentransfer uang 2 juta dolar.***


Film Credits

Pemeran : William Forsythe, Kathleen Munroe, Gia Sandhu, Michael Hough, Carlo Rota, Dean Armstrong
Sutradara : Jesse D Ikeman
Studio : RivvR Media / A71 Entertainment
Genre : Aksi, Kriminal, Misteri
Rilis : Mei 2020
Durasi : 78 menit (1 jam 18 menit)