Film

The Big Ugly — Balas Dendam ala Pengusaha Minyak

Ron Perlman, pemeran Hellboy, memang sosok garang. Sebagai Preston Lawford di film ini, The Big Ugly, ia juga tegas. Ketika melihat anak buahnya memasang bendera Konfederasi di sebuah mobil pickup, ia kecewa berat. Konfederasi adalah pasukan orang Selatan AS yang kalah di Perang Saudara tahun 1861-1865. Tapi Preston tidak mencak-mencak. Ia mencopot dan membuang bendera itu. Ia lantas memberi nasehat serius: ”Kehadiran bendera itu bikin sakit hati. Saya ini orang yang percaya pada yang namanya menang dan kalah. Seorang pria sejati tahu bagaimana menyikapi keduanya. Kalau kamu ingin mengibarkan bendera, kibarkanlah sebagai tanda kemenangan. Kalau yang tadi yang dikibarkan, itu sama saja dengan memproklamirkan dirimu sebagai pecundang.”

Sang anak buah, dan juga orang lain di sekitarnya, tak ada yang berani protes atas tindakan Preston. Maklum, pria bertopi koboi itu memang orang kaya –dan otomatis punya kuasa– di daerah itu: Virginia Barat (silakan membaca sambil mendengarkan lagu country John Denver : Take Me Home, Cuntry Roads). Ia kaya dengan cara sehat: menjadi pengusaha minyak (minyak bumi) dan memiliki banyak ladang minyak di banyak lokasi di Viriginia Barat; selalu mencegah pencemaran lingkungan; dan senantiasa peduli pada masyarakat lingkar tambang. Dan gara-gara dua hal terakhir ini kalangan investor di Wall Street jadi tak menyukainya. Walhasil, ia harus cari sumber pendanaan lain untuk membiayai usaha pengeboran minyaknya.

Money Laundering di Tambang Minyak

Preston hari itu hadir di bandara lokal untuk menyambut kawan lama yang akan menjadi investor di usaha minyaknya. Sosok yang ditunggu adalah Harris (Malcolm McDowell), bos mafia London, Inggris, yang ingin memutihkan uangnya (money laundering) lewat bisnis legal Preston. Meski tahu uang tunai yang dibawa rekannya adalah uang panas, Preston tidak keberatan. Lagipula, persahabatan mereka yang dimulai 30 tahun silam pun juga diawali aksi kemafiaan Harris. Alkisah, ketika dulu liburan di London, istrinya tewas ditabrak mobil keluarga konglomerat London. Polisi tak bisa memproses kasusnya karena melibatkan orang kaya. Harris datang menolong dengan menghabisi orang yang menabrak istrinya.

Tanpa banyak basa-basi, uang tunai 25 juta dolar dikucurkan ke Lawford Oil LLC, perusahaan tambang minyak milik Preston Lawford. Sementara para bos, Preston dan Harris, mengurus formalitas transaksi investasi, pria yang jadi tangan kanan Harris, Neelyn (Vinnie Jones, mantan pesebakbola klub Chelsea), harus membereskan masalah lain yang dibawa dari London. Ia harus menghabisi Big James (Stephen Marcus), yang ikut terbang ke Amerika dalam satu pesawat jet pribadi bersama Neelyn. Dan tanpa basa-basi pula, di sebuah gudang entah di mana, Neelyn menembak mati Big James. James menerima kematiannya dengan pasrah karena memang sudah berkhianat pada Harris, walau film The Big Ugly tidak menceritakan apa pengkianatannya.

Sukses transaksi bisnis minyak itu dirayakan malam harinya di 86 Bar, sebuah bar lokal di kota kecil di West Virginia. Tapi pesta kegembiraan harus usai lebih cepat karena Neelyn terlibat perkelahian dengan tamu bar lainnya dan harus di-86-kan oleh polisi. Sudah capek, Neelyn dan kekasihnya, Fiona (Lenora Crichlow) kembali ke hotel yang tak jauh dari bar. Sesampai di hotel, Neelyn langsung pergi tidur. Karena tak punya teman, Fiona pergi keluar hotel untuk merokok. Tak lama kemudian, lewatlah Junior (Brandon Sklenar), putra semata wayang Preston. Ia mengajak Fiona kembali miinum-minum di bar. Setelah sempat menolak, Fiona ikut juga ke 86 Bar. Neelyn terbangun esok paginya, karena digedor-gedor kamarnya oleh Harris, dan sadar kalau Fiona tak ada di sisinya.

Pembunuhan di Big Ugly

Sudah berpacaran selama 6 tahun, Neelyn curiga ada sesuatu yang tidak beres atas ketiadaan Fiona. Adapun Harris tadi menggedor pintu karena sudah waktunya mereka terbang pulang ke London. Neelyn minta izin pada bosnya, yang sudah menganggap Neelyn saudara sendiri, untuk tak pulang dan akan mencari Fiona. Harris dengan berat hati setuju. Hanya satu tempat yang ia tahu di kota kecil itu, Neelyn langsung pergi ke 86 Bar. Perempuan yang semalam melayani, yang ternyata pemilik bar, memberitahu kalau Fiona semalam minum-mium bersama Junior dan kemudian mereka juga keluar bar bersama-sama. Tersentuh oleh keseriusan Neelyn mencari pacarnya, pemilik bar (tanpa nama dan diperankan Lea Hutton Beasmore) bersedia meminjamkan mobil milik almarhum ayahnya. Ia juga menyerahkan tas Fiona yang tertinggal di toilet. Ponsel dan dompet Neelyn ada di dalamnya.

Soal kemungkinan kemana Junior membawa Fiona, pemilik bar menyebutkan lokasi proyek pengeboran minyak yang sedang digarap Lawford Oil LLC di selatan Beckley, ibukota Raleigh County (kabupaten), negara bagian Virginia Barat. Lokasinya tak jauh dari The Big Ugly, katanya, menyebut hilir daerah aliran sungai Sungai Guyandotte. Neelyn tak kesulitan mencari lokasi itu karena aplikasi peta di ponselnya bisa melacak keberadaan ponsel Fiona. Tiba di lokasi dekat Sungai Guyandotte, ponsel Fiona tergeletak di rerumputan. Setelah berjalan menelusuri sungai, Neelyn amat sedih melihat kekasihnya terbaring tak benyawa di sungai. Ia menguburkannya tak jauh dari sungai.

Neelyn amat yakin Junior jadi orang yang membunuh Fiona. Ia pun mencari bar yang jadi tempat nongkrong para pekerja Lawford Oil. Ketika menemukan barnya, ia masuk dan lagi-lagi bertemu pelayan bar yang ramah, yang kali ini bernama Kara (Leaven Rambin). Darinya ia tahu kalau Junior pasti akan muncul. Dan di bar itu ia duduk di sebelah Thomas (David Myers Gregory), pemabuk yang sudah punya banyak utang ke bar. Ia minta bir lagi, tapi Kara tak mau memberi. Thomas bisa mengerti. Peminum lain di sebelahnya menyodorkan segelas bir, dengan lebih dulu mencemplungkan puntung rokok. Neelyn melarangnya minum bir itu dan membelikannya dua botol bir sekaligus. Thomas pun kemudian menjadi sahabat baru Neelyn.

Junior akhirnya muncul di bar. Neelyn menyapa dan menanyakan soal Fiona. Percakapan berjalan lancar sampai saat Neeylin bilang kalau Fiona sudah meninggal. Junior mengaku tak tahu menahu soal meninggalnya Fiona. Neelyn berang dan mereka berkelahi di tanah kosong di seberang bar, dengan ditonton banyak orang. Bak-bik-buk ala Hollywood pun terjadi. Upsss…ternyata tidak. Neelyn, yang tukung pukul bos mafia London, atau Vinnie Jones yang biasanya berperan sebagai tukang pukul dan bodyguard di film lain, ternyata menampilkan sosok dirinya apa adanya. Vinnie Jones — dan juga Ron Perlman dan Malcolm McDowell– menjadi orang tua yang sudah tak kuat berkelahi. Mereka tak beraksi seperti para bintang film tua di film The Expendables-nya Sylverster Stallone. Walhasil, hanya dengan sekali pukul, Neelyn sudah jatuh. Ia menang karena akhirnya bisa memukul Junior pakai batu. Buntutnya, ia masuk penjara setempat.

Raja Minyak Virginia Barat

Kabar perkelahian itu, dan lebih penting lagi kabar kematian Fiona, cepat sampai ke telinga Preston Lawford. Ia langsung pusing tujuh keliling. Neelyn bukan cuma tukang pukul Harris. Neelyn juga dipercaya Harris jadi pemegang saham di perusahaan minyaknya. Soal anaknya, ia memang tahu anaknya sombong karena jadi anak orang kaya dan suka berbuat seenaknya terhadap warga kota. Kemungkinan Junior membunuh Firona pun ia tak memungkirinya. Dan yang lebih bikin pusing lagi adalah Harris datang lagi ke Virginia Barat untuk menolong anak buah kesayangannya. Setelah membebaskan Neelyn dari tahanan, Harris pun menemui Preston. Preston berjanji akan menyelesaikan masalah secepatnya.

Film sedikit melebar dengan bercerita tentang Kara, si pelayan bar. Junior suka pada Kara. Tapi Kara sudah berpacaran dengan Will (Nicholas Braun), orang kepercayaan Preston yang mengurusi bisnis pengeboran minyak. Will sudah minta agar Junior, sebagai atasannya, merelakan hubungannya dengan Kara. Junior tak terima dan menganiaya Will. Buntutnya, pada suatu malam Kara mengajak Junior bermesraan di gudang bar, tapi ternyata di sana Neelyn sudah menunggu. Junior dijebak. Di bawah todongan senapan, Junior mengakui perbuatannya. Ayahnya, Preston, dan juga Harris, yang kebetulan sudah lebih dulu berada di bar dan melihat kedatangan anaknya, dan juga menyusul ke gudang untuk melihat apa yang dilakukan anaknya dengan Kara, ikut mendengar pengakuan Junior. Will pun, yang baru saja melapor ke Preston kalau dirinya tak mau jadi baby-sitter bagi Junior, ikut hadir di gudang. Alias semua pihak yang berkepentingan kumpul di gudang. Preston, merasa punya otoritas, memutuskan untuk mengucilkan Junior di lokasi proyek. Persoalan beres. Semuanya bubar.

Neelyn tentu saja tak puas. Tekadnya sudah bulat. Kematian Fiona harus dibayar dengan kematian Junior. Malam itu juga, bersama Kara dan Will, dan juga atas restu Harris yang semula datang untuk menghabisi Neelyn, mereka berangkat ke lokasi proyek pengeboran. Sesampainya di lokasi, Neelyn minta Kara dan Will tak usah ikut masuk, karena ini persoalan balas dendamnya terhadap Junior. Baru masuk sebentar, Neelyn sudah diringkus anak buah Junior. Ia dibawa ke Junior dan dipukuli. Saat Neelyn akan ditembak, Will meledakkan gudang dinamit tambang. Ketika Junior menyuruh anak buahnya memadamkan api, Will muncul, menodongkan senapan, dan akhirnya menembak putra pengusaha tambang minyak itu. Belum tewas, Neelyn mematahkan leher Junior. Neelyn dkk pun pergi. Tak lama kemudian Preston muncul dan memerintahkan penjagaan ketat semua jalur keluar dari bukit kawasan tambang. Neelyn dkk harus diburu dan ditangkap. Ia sendiri yang akan menghabisi mereka.

Kebangkitan Masyarakat Lingkar Tambang

Karena semua jalan ditutup, Neelyn dkk akhirnya terjebak di salah satu jalan perbukitan. Tapi setelah diperhatikan, sekelompok orang yang mencegat mereka ternyata dipimpin Thomas, si pemabuk sahabat baru Neelyn di bar. Mereka pun bermalam di ”markas” Thomas di sebuah gudang tua di tengah hutan. Keesokan paginya, Thomas memberi petunjuk jalan desa menuju area perbukitan yang tak dikuasai Preston dan langsung tembus ke jalan raya antar negara bagian. Mereka pun berangkat. Di tengah jalan, ponsel Neelyn berbunyi dan ada pesan dari Harris yang menunjukkan lokasi tempat pesawat jet sudah menunggu.

Di lokasi proyek pengeboran minyak, Harris muncul dan menemui Preston yang tengah duduk sendirian di bawah tenda. Harris meletakkan pistolnya di depan pistol Preston yang sudah ada di meja pendek. Harris –yang sudah lama hanya minum air putih– minta Preston menuangkan segelas minuman keras dan bersulang untuk persahabatan mereka. Mereka lantas mengenang masa lalu yang menyenangkan, sampai akhirnya Preston menegaskan bahwa ia harus membunuh Neelyn karena membunuh anaknya. Harris membalas dengan bilang ia tidak bisa membiarkan Preston membunuh Neelyn. Harris minta dituangkan minuman lagi. Mereka minum bersama, meletakkan gelas, lalu adu cepat ambil pistol, dan akhirnya sama-sama tewas.

Neelyn dkk sampai di ujung jalan desa yang menyambung ke jalan antar negara bagian. Mereka harus turun dulu untuk membuka pintu gerbang. Saat itulah Milt (Bruce McGill), tangan kanan Preston, muncul. Bagi Preston, Milt adalah Neelyn bagi Harris, alias sama-sama tukang membereskan segala hal. Neelyn menyuruh Will dan Kara membuka gerbang dan kemudian pergi meninggalkannya sendirian. Neelyn meminta ke duanya langsung ke bandara, naik pesawat jet Harris ke London, dan memulai hidup baru di Inggris. Segalanya sudah ia persiapkan di London untuk kedunya. Kara dan Will menuruti pesan terakhir Neelyn itu dan benar-benar bisa terbang ke London. Tanpa Harris, tentunya.

Sepeninggal Wil dan Kara, Neelyn masuk kembali ke hutan dan dikejar Milt. Bermodal senapan sniper, Milt berhasi menembak Neelyn, tapi tak mati. Keduanya bertemu muka dan saling menodongkan senapan. Saat Milt akhirnya akan menghabisi Neelyn, sebuah peluru sudah lebih dahulu menewaskannya. Thomas muncul dengan tersenyum, dengan banyak teman-teman bersenjata di belakangnya. Mereka orang-orang di lingkar tambang yang bukan pengikut Preston. Mendadak terdengar deru mobil tak jauh dari lokasi mereka. Anak buah Preston langsung berlompatan dan menyebar. Kedua kubu langsung mengambil posisi untuk saling serang. Film pun habis. ***


Film Credits

Pemeran : Vinnie Jones, Ron Perlman, Malcolm McDowell, Brandon Sklenar, Nicholas Braun, Leven Rambin
Sutradara : Scott Wiper
Studio : 4G Vision / Vertical Entertainment
Genre : Aksi
Rilis : Juli 2020
Durasi : 106 menit