Lima ribu orang penduduk bumi memutuskan pindah ke planet lain. Ada wabah semacam Covid-19 yang mengancam kehidupan mereka? Bukan, kata jalan cerita film Passengers. Bumi sudah terlalu padat. Kelebihan penduduk. Harga barang apapun jadi amat mahal. Bumi sudah tak nyaman dihuni. Walhasil, banyak penduduk bumi yang hijrah ke planet lain. 5.000 orang tadi adalah sebagian kecil darinya. Menumpang pesawat ruang angkasa Avalon, mereka menuju planet Homestead 2. Jauhkah? Perlu 120 tahun untuk sampai ke sana.
Berangkat muda sampai di Homestead sudah jompo? Tentu tidak. Alkisah teknologi hibernasi sudah maju. Seluruh penumpang Avalon tadi semua dihibernasi. Ditidurkan untuk jangka waktu 120 tahun di dalam tabung hibernasi. Begitu juga dengan kapten pesawat dan 238 awaknya. Siapa yang menjalankan pesawat? Simpel saja. Pesawat berangkat dengan mode otomatis. Mereka semua akan otomatis terbangun beberapa hari menjelang sampai di Homestead 2. Benarkah? Itu yang jadi cerita film Passengers. Ketika memasuki perjalanan tahun ke-30, Avalon melewati jalur penuh meteor dan pecahan planet. Serempetan dan tabrakan tak terhindarkan. Tenaga kapal otomatis dialihkan untuk memperkuat perisai pesawat. Avalon bisa lolos.
Tapi rupanya ada juga kerusakan kecil yang terjadi. Salah satu tabung (pod) hibernasi rusak. Penumpangnya, Jim Preston (diperankan Chris Pratt, aktor utama di film Guardians of the Galaxy), jadi terbangun. Ia senang akhirnya bisa sampai di Homestead 2, seperti yang dijelaskan pramugari virtual Avalon yang menyambutnya. Sesuai saran sang pramugari pula, Jim dipersilakan pergi ke kamarnya dan mulai mempersiapkan diri untuk pendaratan. Seperti layaknya di bumi, Jim mandi, berdandan, dan bernyanyi gembira karena akan memulai hidup baru di planet baru. Keluar kamar, ia berkeliling ke sana kemari. Tapi ia tak menjumpai satu orang manusia lain pun di sana. Ia akhirnya sadar kalau ia satu-satunya orang yang terbangun kembali.
Untunglah akhirya ia lewat bar yang ada di pesawat antarariksa itu. Ia menghampiri sang bartender yang asyik bersih-bersih dan mengelap gelas. Enak diajak ngobrol, lama-lama jawaban sang bartender jadi tidak nyambung. Jim pun melongok ke belakang bar dan melihat kalau lawan bicaranya ternyata hanya robot setengah badan. Android, namanya, dan diperankan oleh Michael Seen. Tak terlalu kecewa karena sudah sadar situasi, Jim Preston terus ngobrol dengan Android. Sang bartender ini pula yang memberinya nasehat bagus : Janganlah kamu terlalu memikirkan apa yang kamu inginkan atau kamu sukai. Nikmati dan dayagunakan apa yang sekarang ada.
Tersentuh nasehat sang robot, Jim pun semakin asyik mengeksplorasi pesawat ruang angkasa. Mulai dari mengutak-atik aneka fungsi pesawat, karena di bumi dia memang seorang mekanik, hingga berjalan-jalan tanpa busana di dalam pesawat. Berangkat dengan tiket kelas ekonomi, ia meng-hack kamar kelas VIP dan menikmati kemewahannya. Hanya saja, ia selalu gagal mengakali mesin kopi otomatis, dan terus-menerus harus minum kopi murahan. Juga, meski fasilitasnya super lengkap, pesawat itu tak punya barber-shop. Jim harus membiarkan kumis dan jenggotnya terus memanjang. Tapi kesendirian itu akhirnya tetap membuat jim bosan dan stress. Selepas jalan-jalan di luar pesawat dengan memakai baju astronot, ia sempat hampir bunuh diri.
Setahun berlalu, Jim mulai mencoba menikmati lagi hidup sendiri di dalam Avalon. Tapi akhirnya terpikirkan juga olehnya untuk membangunkan penumpang lain. Tak perlu banyak. Cukup satu. Ia berkonsultasi kepada Android. Jawabanya sama dengan yang ada di pikirannya. Jika ia membangun kembali atau meghidupkan lagi orang lain, itu berarti sama saja dengan membunuh orang itu. Sekali dibangunkan, orang itu tidak bisa dihibernasikan lagi. Tak ada mesin penghibernasi di Avalon. Seperti Jim, orang itu kelas menua dan meninggal sebelum sampai ke Homestead 2. Setelah bermingu-mingu berpikir, akhirnya Jim nekat juga. Dan dasar laki-laki, ia memilih untuk menghidupkan penumpang wanita yang cantik.
Aurora Lane (diperankan Jennifer Lawrence, aktris utama di film The Hunger Games) jadi pilihan. Di bumi, Aurora adalah wartawan dan penulis buku. Ia ikut Avalon karena ingin menuliskan kisah tentang kehidupan di Homestead 2 dan kelak akan pulang ke bumi dan menuliskan ceritanya di media massa. Tanpa repot, Jim berhasil merusak pod yang ditempati Aurora. Sebelum Aurora bangun, ia cepat-cepat lari agar Aurora tak tahu kalau podnya dirusak. Keesokan harinya, Jim pura-pura jalan-jalan keliling pesawat dan bertemu Aurora. Menyadari hanya dia dan Jim yang bangun, Aurora pun panik seperti Jim dulu. Aurora akhirnya mau menerima kenyataan.
Seperti Jim, Laura pun bersahabat dengan Android. Mereka berdua pun sama-sama menikmati kehidupan berdua di pesawat. Bahkan akhirnya sama-sama jatuh cinta. Untunglah film Pasengers tidak lebay. Tak ada cerita kalau mereka akhirya punya bayi. Hampir setahun di Avalon, atau 2 tahun bagi Jim, Aurora berulang tahun. Saat itulah, ketika asyik ngobrol dengan Android, sang robot bartender bercerita betapa bingungnya Jim saat dulu ingin membangunkan Aurora. Aurora terkejut. Selama ini ia berpikir ia terbangun karena pod-nya rusak. Ia langsung marah pada Jim karena telah merenggut masa depannya. Aurora tak mau lagi berteman dengan Jim.
Suatu hari ada orang marah-marah karena melihat pohon di tanam di tengah ruangan kapal. Jim dan Aurora sama-sama terkejut mendengar suara orang. Ketika dihampiri, orang itu adalah Gus Mancuso, awak pesawat yang menjabat sebagai Chief Deck Officer. Atau sebut saja sebagai Kepala Bagian Umum. Bukan kapten pesawat. Diperankan Laurence Fishburne, Gus sudah paham dengan perjalanan ratusan tahun dengan Avalon. Ia juga sadar kalau dirinya terbangun karena ada kerusakan pada tabung hibernasi. Jim lantas bercerita kalau selama beberapa pekan terakhir memang banyak terjadi kerusakan. Robot penyapu lantai rusak. Mesin penyedia makanan menyemburkan makanan. Dan sebagainya. Mereka bertiga lantas mencoba memperbaiki berbagai hal yang rusak. Mereka bisa masuk ke semua ruang di pesawat, karena Gus punya ID Card dengan otoritas tinggi. Jim bisa ikut masuk ke ruang kendali pesawat, tempat kapten mestinya berada.
Bangun dari hibernasi ternyata membawa efek buruk bagi Gus. Ia jadi sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, ia menyerahkan ID Card-nya kepada Jim, agar Jim bisa masuk ke ruang pesawat manapun. Ia pun minta Jim dan Aurora terus memperbaiki pesawat, karena semua komponen di pesawat itu tersedia suku cadangnya. Dan yang lebih penting lagi, pesawat harus diperbaiki karena nasib lebih dari 5.000 penumpang lainnya bergantung pada keberfungsian pesawat. Jim dan Auro sependapat. Sepeninggal Gus, mereka berdua sibuk kesana kemari memperbaiki komponen yang rusak. Tak terlalu sulit karena semua ada buku panduannya.
Akhirnya mereka tiba di saat harus memperbaiki bagian luar pesawat yang terbakar. Sudah mencoba segala cara untuk memadamkannya dari dalam, Jim akhirnya nekat keluar pesawat. Ia memakai baju astronot lagi. Kerusakan berhasil diperbaiki. Api bisa dipadam. Tapi baju astronot Jim rusak. Tali penghubung dengan pintu pesawat pun putus. Jim terapung di angkasa dan tak bisa kembali ke pesawat. Oksigen di baju astronot makin tipis. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada Aurora. Auro menangis. Auro menyelamatkannya? ***
Pemeran : Chris Pratt, Jennifer Lawrence, Michael Sheen, Laurence Fishburne
Sutradara : Morten Tyldum
Studio : Columbia Picture / Sonny Pictures
Genre : Fiksi Ilmiah, Percintaan
Tahun : 2016
Durasi : 114 menit (1 jam 56min)