Film

Legacy of Lies — Memburu Penebar Gas Saraf Novichok

Perlukah anak sekolah? Kalau ini ditanyakan kepada Scott Adkins, aktor ganteng spesialis film laga, jawabnya adalah tidak perlu. Lebih baik anak diajari menembak. Atau lebih komplitnya: diajari untuk hidup mandiri dan kelak tak perlu jadi bawahan orang lain. Sukses? Lisa, anaknya, bisa menembak mati orang yang menembak sang ayah. Mandiri? Bocah perempuan usia 12 ini jago menganalisis pertandingan tinju, pasang taruhan tinju, dan banyak menang. Meski begitu yang jadi favoritnya, karena suka makanan detoks, adalah ingin buka usaha cafe vegetarian.

Scott Adkins yang membesarkan anak dengan cara seperti itu adalah sosoknya sebagai Martin Baxter, tokoh utama dalam film ”Legacy of Lies”. Dia seorang mantan agen lapangan MI6. Ia pensiun dari dinas rahasia Inggris itu 12 tahun silam setelah terjadi peristiwa tak mengenaskan yang menimpa istrinya. Dalam suatu operasi rahasia di Kiev, ibukota Ukraina, sang istri disandera musuh dan akhirnya malah tewas terkena tembakan suaminya sendiri. Setelah pensiun, ia sendirian membesarkan Lisa sambil terus dibayangi hantu istrinya: Olga (Tetiana Nosenko).

Martin dan Lisa tinggal di London. Sebagai mantan agen rahasia, Martin harus banyak sembunyi dan tinggal berpindah-pindah. Karena terus-menerus pindah tempat tinggal, sang anak jadi sulit untuk belajar di sekolah tertentu. Martin pun juga jadi sulit mendapatkan pekerjaan tetap untuk menafkahi diri dan Lisa. Jalan termudah adalah, karena punya badan kekar dan jago berkelahi, ia rutin mengikuti berbagai pertarungan tinju gaya bebas ilegal. Sang anak berpartisipasi sebagai penasehat tinju sekaligus bertaruh judi tinju. Di awal film, meski sedang flu, Martin dikisahkan tetap ikut bertarung. Lisa memberi tips tinju tapi diabaikannya. Martin kalah. Tapi Lisa tak rugi karena ia memasang taruhan untuk lawan ayahnya. Sang ayah cuma geleng kepala.

Pekerjaan lain yang dijalani Martin adalah jadi petugas keamanan klub malam mewah. Ia berjas dan berdasi saat bertugas. Pada suatu malam, saat akan berangkat kerja, ia sempat terpaku ketika menonton berita televisi tentang serangan gas saraf terhadap aktivis oposisi Rusia Sergei Skuratov di sebuah konferensi internasional tentang evolusi rezim pemerintah Rusia di New York. Berita itu mengingkatkannya pada tugas terakhirnya: mengamankan satu tas kotak berisi gas saraf di Kiev. Meski berhasil mengamankan gas saraf, istrinya –yang mungkin juga seorang agen MI6– harus tewas tertembak. Peristiwa baku-tembak yang terjadi di lapak rongsokan bus itu jadi adegan pembuka film, setelah dibuka dengan credit title ala film James Bond.

Wartawan Ukraina Datang ke London

Saat mulai bekerja, Martin Baxter ikut memeriksa pengunjung yang hendak masuk ke kelab malam. Seorang gadis yang diperiksa tasnya sempat menyapa dan menyebut namanya. Usai pemeriksaan, dompet gadis itu tertinggal di meja periksa. Ia membuka dompet dan menemukan kartu bertuliskan nama pemiliknya: Sacha Stephanenko (Yuliia Sobol). Beres dengan urusan jaga pintu masuk, Martin mendatangi Sacha dan mengembalikan dompetnya. Sacha bilang ia sengaja menjatuhkannya agar bisa bicara dengan Martin. Ia lantas mengungkap jati dirinya: putri wartawan yang jadi teman Martin semasa menjadi wartawan di Kiev. Martin dulu adalah agen MI6 yang menyamar sebagai wartawan saat bertugas di Kiev, tapi Sacha tidak tahu.

Maksud kedatangan Sacha dari Kiev ke London sederhana saja. Ayahnya dibunuh sekelompok orang Rusia yang menghendaki file rahasia yang dicuri ayahnya. Sebagaimana sang ayah, Sacha juga wartawan. Ia ingin mendapatkan file rahasia itu dan mempublikasikannya. File itu disimpan di safe deposit di sebuah bank di Kiev dan Sacha sudah punya akses legal ke bank itu. Yang jadi masalah: sang ayah berpesan kalau file disimpan di dalam kotak ber-password dan yang tahu passwodnya hanyalah sabat dekatnya, Martin Baxter. Usai Sacha bercerita, sekelompok pria bersenjata muncul dan terlihat akan menembaki Sacha. Martin melihat dan segera menyelamatkan Sacha. Baku tembak dan perkelahian pun terjadi di klub malam. Bagi penggemar film aksi penuh tembak-menembak dan perkelahian, film ”Legacy of Lies” bisa memuaskan dahaga, karena sepanjang 2020 film semacam ini bisa dihitung dengan jari.

Martin berhasil mengeluarkan Sacha dari klub malam dan ia harus masuk lagi untuk membereskan para preman Rusia. Ketika sudah usai, Sacha sudah menghilang. Pulang ke rumah, pintu apartemennya terlihat terbuka. Ia langsung mengambil tongkat basebal. Pergi ke kamar Lisa, ia melihat putrinya tidur lelap. Pergi ke dapur, ia menjumpai dua sahabat lama yang masuk tanpa permisi: Trevor (Martin McDougall) dari CIA dan Edward (Leon Sua) dari MI6. Setelah berbasa-basi, Trevor bercerita soal serangan gas saraf di New York dan yakin bahwa itu baru serangan pertama. Trevor juga bilang kalau ia tahu Sacha sudah menemui Martin. Karena itu Trevor minta Martin membantu mereka memburu pelakunya, yang datanya ada dalam file milik ayah Sacha.

Selagi mereka bicara, Lisa bangun dan minta dipangku ayahnya. Walhasil mereka bicara persoalan spionase sambil Lisa ikut mendengarkan. Trevor sempat mengerjai Martin dengan cerita tentangi ibu Lisa yang meninggal akibat ”kecelakaan”. Lisa ngambek karena ayahnya tak pernah bercerita tentang ”kecelakaan lalu lintas” itu. Martin berkilah bahwa ia masih mencari waktu yang tepat untuk menceritakannya. Martin tidak bilang kalau kecelakaan yang dimaksud Trevor bukanlah kecelakaan lalu lintas.

Diculik Militer Rusia

Keesokan harinya, saat akan masuk mobilnya, Martin dipukul hingga pingsan oleh orang tak dikenal. Ia terbangun di sebuah lapangan tembak indoor dan terikat di kursi. Muncullah Tatyana (Anna Butkevich), yang ternyata pimpinan kelompok bersenjata Rusia yang menyerang Sacha di klub malam. Perempuan Rusia ini menggetok jari Martin dengan palu setiap kali Martin tak mau mengungkap di mana file milik ayah Sacha berada. Dan tak cuma file, Tatyana juga menginginkan kotak Novichok, gas saraf buatan Rusia, yang dulu diambil Martin di Kiev dan diyakini sekaligus jadi tempat menyimpan file. Interogasi itu ditonton secara online oleh bos Tatyana, seorang perwira militer Rusia, yang berada di Moskow. Mereka akhirnya sepakat Martin diberi waktu 24 jam untuk mendapatkan file dan kotak gas saraf. Jika tidak, Lisa –yang sudah disandera– akan dihabisi. Martin dibebaskan dan diturunkan di halaman parkir dekat apartemennya.

Martin mendatangi Maxim (Victor Sole), bos kriminal Ukraina yang jadi ”pemandu wisata” bagi warganegara Ukraina yang bertamu ke London. Ia hanya minta diberitahu –dan memang diberi— di mana Sacha tinggal di London, tapi akhirnya harus menghabisi Maxim dan anak buahnya. Koreografi baku tembaknya lumayan bagus. Martin pun kemudian pergi ke apartemen Sacha dan bisa berjumpa dengannya. Keduanya lantas menyusun rencana aksi yang simpel: mencari password untuk membuka kotak penyimpanan dan kemudian datang ke bank. Masalahnya, Martin merasa tak pernah diberitahu tentang password dan tak tahu kemana harus mencarinya. Setelah merenung sejenak, ia ingat ada tulisan pada kemasan pembungkus kotak Novichok dan ia yakin itu passwordnya. Ini artinya mereka harus melihat rekaman video kejadian di Kiev.

Yang punya rekaman kejadian itu adalah CIA. Walhasil, markas rahasia CIA di London pun disatroni. Martin harus menodongkan pistol untuk memaksa staf IT CIA untuk mengakses video peristiwa 12 tahun lalu. Ketika sedang mencetak cuplikan gambar pembungkus kotak, Trevor keburu datang bersama pasukan khusus CIA. Baku hantam dan baku tembak seru pun kembali terjadi. Martin bisa meloloskan diri dengan menjatuhkan diri dari jendela gedung bertingkat. Yang apes adalah Edward, agen MI6, yang jadi orang yang ikut diajak jatuh. Ia tewas. Berhasil kabur, Martin dan Sacha lantas mencoba mengurai sandi yang ada digambar bungkus file. Sayang, upayanya itu gagal karena sistem enkripsi gambar itu sudah diubah CIA. Di markasnya, Trevor menanyakan apa yang dicari Martin. Anak buahnya menujukkan gambar bungkus file dan Trevor tahu cara mengurai enkripsinya.

Trevor mengejar Martin dan bisa menemukannya dengan gampang karena Edward sudah memasang tracker di kolong mobil Martin. Ia dan pasukannya mengepung rumah tua yang jadi tempat persembunyian Martin dan Sacha. Tak punya jalan keluar, Sacha pura-pura menodong Martin. Trevor tak percaya Sacha akan menghabisi Martin. Sacha beralih mengacungkan pistol ke kepalanya, mengancam bunuh diri. Tahu hanya Sacha yang punya akses ke bank di Kiev, Trevor membiarkan keduanya meloloskan diri. Sacha dan Martin pun lantas terbang ke Kiev. Tak lupa ia memberitahu Tatyana –yang sudah akrab dengan Lisa dan sedang asyik bersama-sama main tebak-tebakan pertandingan tinju– agar menyusul ke Kiev dengan membawa Lisa. Bagaimana dengan password sang file? Martin sudah punya ide untuk mendapatkannya.

Gas Saraf Novichok di Bank Kiev

Kolonel Zelenko (Serhiy Kalantay), polisi Ukraina sahabat Trevor, memantau langsung kedatangan Martin dan Sacha di Bandara Internaswional Boryspil di Kiev, Ukraina, dan terus membuntuti keduanya. Setelah beristirahat semalam, Martin dan Sacha akhirnya pergi ke Bank TVDS di ibukota negara pecahan Uni Soviet itu. Setelah yakin mobil yang membuntuti mereka juga sudah tiba di bank, Sacha segera masuk ke bank sendirian. Setelah menemui manajer bank, ia diantar ke ruang safe deposit box. Saat ditinggal sendiri, ia segera menelepon Martin dan memberitahu akses menuju ruang safe deposit bos. Setelah melumpuhkan sejumlah penjaga, dan sengaja membunyikan alarm bank, Martin bisa bergabung dengan Sacha.

Trevor dan Zelenko masuk ke Bank TVDS bersama pasukan bersenjata lengkap. Ketika alarm berbunyi, mereka langsung minta diantar ke ruang safe deposit box. Trevor pun langsung masuk dan disambut todongan pistol Martin. Trevor baru sadar kalau Martin sengaja membiarkan dirinya mengikuti jejaknya ke Kiev, dan akhirnya ke ruangan penyimpan di bank, karena dirinya yang tahu password untuk membuka kotak. Atau lebih tepatnya, password untuk membuka kotak Novichok, alias kota berisi gas saraf yang sekaligus dipakai untuk menyimpan file. Tak punya pilihan lain, Trevor pun menyebutkan passwordnya. Sacha pun berhasil membuka kotak Novichok.

Dengan menggunakan Trevor sebagai sandera, Martin dan Sacha meloloskan diri dari bank. Ketika istirahat di tepi sungai, sekaligus membersihkan luka serempetan peluru di lengan Martin, Sacha menodong Martin dan mengambil kota Novichok. Ia menuduh Martin bermitra dengan Trevor. Martin menjelaskan kalau ia memerlukan file rahasia itu untuk membebaskan Lisa yang diculik Tatyana. Sacha tak peduli. Ia pergi dengan membawa kotak Novichok. Sendirian di tepi sungai, Martin ditelepon Tatyana yang menagih janji. Mereka sepakat barter file dengan Lisa pada pukul 10 nanti malam. Martin pusing. Ia tak punya file yang diinginkan Tatyana. Dalam suasana pusing, Martin mendengar suara istrinya, Olga, yang meminta Martin membebaskan putrinya.

Putus asa, Martin menelepon Trevor dan minta tolong. Trevor tertawa mendengar seorang Martin Baxter minta tolong. Ia menebak pasti Martin sudah ditipu Sacha. Belum sempat mereka selesai bicara, Martin melihat potongan tiket rental mobil yang mereka sewa di bandara. Menyudahi telepon, dan membuat bingung Trevor, ia segera pergi ke bandara dan menanyakan ke petugas rental tentang keberadaan mobil itu, yang ia yakin pasti sudah dipasangi tracker. Ternyata memang benar dan diketahui kalau mobil Mini Cooper sewaan berada di halaman parkir stasiun kereta api. Martin bergegas ke stasiun, melihat Sacha menunggu kereta di peron, dan mengejarnya. Setelah sedikit berkejaran, Sacha berhasil diringkus.

Malam harinya, pertemuan barter Lisa dengan file dan kotak Novichok dilakukan di sebuah jembatan. Martin minta Lisa dibebaskan lebih dahulu dan nanti akan memberi tahu lokasi file dan kotak Novichok, plus Sacha sebagai bonus. Sebagai bukti kalau ia memilki semua itu, Martin menunjukkan tayangan langsung video di ponsel bergambar keberadaan Novichok dan Sacha. Lisa pun dibebaskan. Tapi Tatyana, yang sempat percaya, akhirnya tahu kalau tayangan video itu hanya rekaman. Anak buahnya berusaha menembak Martin tapi lebih dulu ditembak oleh Sacha yang datang dari arah belakang Tatyana. Baku tembak pun terjadi dan berhenti setelah Sacha diringkus Tatyana.

Tatyana mengancam menembak Sacha jika Martin tak menyerahkan kotak Novichok. Tak punya pilihan lain, Martin menyerahkan kotak itu. Apesnya, Tatyana langsug menembaknya. Martik tergeletak dan tak berkutik. Ketika akan lanjut menembak Sacha, Lisa lebih dulu menembak Tatyana. Saat itulah terdengar mobil polisi berdatangan. Dari jauh Trevor berteriak agar Sacha menyerahkan kotak Novichok. Sacha cepat-cepat mengambil kota Novichok dan menceburkan diri ke sungai. Adapun Martin kembali bermimpi atau dihantui sosok istrinya yang tenggelam di dalam air dan lama-lama menghilang ke dalam kegelapan dasar sungai.

Cafe dan Snack Vegetarian

Martin tewas? Tidak. Beberapa minggu kemudian, atau mungkin beberapa bulan kemudian, ia siuman di ranjang pasien ruang perawatan sebuah penjara di dekat London. Lisa, yang sudah tinggal di rumah orang tua asuh temporer, datang menjenguk. Lisa cerita kalau orang tua asuhnya senang tinggal bersamanya, dan ia juga sudah membelikan mereka pesawat televisi baru. Duitnya dari mana, tanya sang ayah. Menang judi tinju. Kepada ayahnya, Lisa juga bilang kalau dalam waktu dekat Trevor pasti akan membebaskannya. Itu karena Sacha sudah memberinya salinan file yang ternyata juga berisi nama agen ganda yang beroperasi di Eropa Timur. Lisa mengancam Trevor bahwa ia akan mempublikasikannya jika Martin tidak dibebaskan. Sacha sendiri sudah sukses mempublikasikan keterlibatan Rusia dalam serangan gas saraf Novichok di New York.

Hari berganti. Lisa dan Martin terlihat melayani para pembeli di kafe Lisa’s Vegan Snacks, yang berada di halaman rumah mereka. Impian Lisa punya kafe vegetarian tercapai. Saat membereskan dapur menjelang tutup, mereka mendiskusikan rencana kuliah Lisa di masa mendatang. Lisa berpikir mungkin ia bisa jadi wartawan olahraga tinju. Ketika akhirnya sudah tutup dan masuk rumah, ada orang yang mengetuk pintu itu. Martin terkejut melihat Sacha di depan pintu. Sacha pun masuk. Di luar pagar, sebuah mobil berhenti. Pria pengemudinya melaporkan via telepon kalau subyek sudah masuk ke dalam rumah. Suara di seberang telepon memerintahkan agar operasi dilanjutkan ke tahap selanjutnya. ***


Film Credits

Pemeran : Scott Adkins, Honor Kneafsey, Andrea Vasiliou, Yuliia Sobol, Tetiana Nosenko, Matt Mitler, Martin McDougall
Sutradara : Adrian Bol
Studio : 13 Films / Lionsgate
Genre : Aksi, Spionase, Keluarga
Rilis : Juli 2020
Durasi : 121 menit (1 jam, 41 menit)