Film

Godzilla – Size Does Matter

Size Does Matter. Sampai sekarang kita masih menjumpai banyak stiker atau poster bertuliskan hal itu dan berbagai plesetannya. Kalimat itu adalah ”warisan” dari poster promosi Godzilla, film produksi tahun 1998 yang dimodali pembuatannya oleh TriStar Pictures, anak perusahaan Sony Pictures Entertainment. Film ini juga ”matter” karena merupakan film Godzilla yang benar-benar ”made in USA” atau buatan Hollywood. Yang menjadi sutradaranya adalah Roland Emmerich, yang juga membesut Independence Day (1996).

Film Godzilla bercerita tentang kehadiran monster raksasa khas film Jepang di New York. Layaknya cerita tentang monster, Godzilla pun melakukan pengrusakan di sana-sini di kota Newyork dan Manhattan. Dari mana datangnya Godzilla? Di pembuka film diceritakan kalau Godzilla berasal dari Mururoa, gugusan pulau kecil di Samudera Pasifik atau Pasifik Selatan, di sebelah timur atau tenggara Indonesia. Kepulauan milik Perancis itu dulu dikenal sebagai kawasan uji coba nuklir Perancis.

Mururoa banyak dihuni oleh keluarga besar kadal. Mulai dari kadal biasa, iguana, hingga –seperti ditampilkan di awal film– Komodo. Akibat efek radiasi nuklir, hewan berkaki empat dan merayap ini berevolusi menjadi Godzilla: kadal raksasa yang bisa berdiri di atas dua kaki dan tak lagi merayap. Plus, oleh Patrick Tatopoulos, desainer sosok Godzilla versi Hollywood, kadal mutant ini dirancang bisa belari cepat. Meski begitu, Godzilla dibuat tak suka tempat terang. Seberapa besar Godzilla? Tak ada angka pasti soal ”size” Godzila. Yang penting, yang ”matter”, Godzilla disebut lebih tinggi dari Patung Libery dan 2 kali lipat panjang pesawat Boeing 747.

Dari Mururoa, Godzilla berenang ke arah timur laut, ke Panama, setelah lebih dahulu menyobek-nyobek dan menenggelamkan kapal ikan Jepang. Di Panama inilah militer AS mulai terusik dan terlibat. Militer AS pun merekrut Dr Niko Tatopoulos —namanya mirip sang desainer Godzilla– untuk menyelidiki jejak kehadiran Godzilla. Dr Niko atau Nick, yang diperankan Matthew Broderick, kebetulan seorang pakar yang suka menyelidiki efek nuklir terhadap hewan, terutama mutasi cacing yang terkena radiasi nuklir. Ia dijemput saat sedang melakukan penelitian lapangan di kawasan eks reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina.

Hanya numpang lewat di Panama, Godzilla berenang lagi ke utara dan akhirnya sampai di New York dan memporak-porandakan kota. Sebagai makhluk yang tak suka terang, Godzilla rajin sembunyi di lorong dan saluran air bawah tanah kota New York. Atas saran Dr Niko, Godzilla dipancing keluar dari persembunyian dengan mengumpankan setumpuk ikan segar. Godzilla pun keluar, dicoba untuk dibunuh, tapi gagal. Godzilla akhir lari ke sungai dan kembali menghilang ke dalam kegelapan.

Upaya memburu Godzilla terus dilakukan. Tapi Dr Niko akhir dipecat dari tim investasi gara-gara video rekaman nelayan Jepang yang selamat dari amukan Godzilla beredar di televisi. Nelayan itu mengucapkan kata ”Gojira” yang kemudian dilafalkan sebagai ”Godzilla” oleh wartawan televisi. Video yang berklasifikasi rahasia itu dipinjam tanpa izin oleh Audrey Timmonds (diperankan Maria Pitillo), mantan kekasih Nick yang sedang magang jadi wartawan TV.

Karena dipecat, Nick memutuskan untuk pulang dan tak peduli lagi dengan Godzilla. Tapi dalam perjalan ke bandara, ia dicegat Philippe Roache (diperankan Jean Reno), agen rahasia Perancis yang ditugasi mengamankan segala sesuati terkait Godzilla dan riset nuklir di Mururoa. Nick pun direkrut untuk bergabung dengan tim investigasi Perancis. Petualangan Nick berburu Godzilla pun berlanjut. Bersama tim militer rahasia Perancis, ia blusukan ke lorong-lorong bawah tanah kota New York dan Manhattan.

Mengikuti jejak ceceran ikan yang diumpankan ke Godzilla, Nick bersama Audrey dan Phillippe bisa menemukan tempat persembunyian Godzilla. Dan bukan sekedar tempat sembunyi, lokasi di bawah stadion indoor Madison Square Garden itu ternyata adalah sarang Godzilla. Sang Godzilla ternyata telah bermutasi menjadi makhluk yang bisa ber-reproduksi sendiri. Bisa hamil dan bertelur tanpa lawan jenis. Dan seperti terlihat di bawah stadion, sekali bertelur jumlahnya sampai lebih dari 200 butir.

Hebohnya lagi, telur kadal raksasa itu pun ternyata cepat menetas. Dan ketika Nick dan kawan kawan tengah mengamati telur temuannya, telur itu pun mulai menetas. Kisah selanjutnya, Nick dan kawan-kawan, serta para agen Perancis, kocar-kacir berupaya meloloskan diri dari kejaran bayi-bayi Godzilla. Akhirnya militer AS pun kembali beraksi: mengebom Madison Square Garden dan menewaskan semua bayi Godzilla. The end? Belum. Kisah kadal berahang besar, yang diakui meniru Shere Khan, sosok harimau Bengal di komik dan film Jungle Book, masih berlanjut.

Sang Godzilla berang begitu tahu anak-anaknya dimusnahkan. Sang induk pun mengamuk. Nick dan kawan-kawan dikejar-kejar Godzilla. Kota New York pun jadi semakin berantakan. Apa trik Nick untuk mengatasi induk kadal raksasa yang marah?***


Film Credits

Pemeran : Matthew Broderick, Jean Reno, Maria Pitillo
Sutradara : Roland Emmerich
Studio : TriStar Pictures, Sony Pictures Entertainment
Genre : Fiksi Ilmiah, Aksi
Produksi : 1998
Durasi : 139 menit (2 jam, 18 menit)