Doctor Stephen Strange memang dokter bedah syaraf yang hebat. Meski terkadang sok pintar, para pasien, teman sejawat, dan rumah sakit mengakui kepintarannya. Sebagai dokter top, Dr Strange (diperankan Benedict Cumberbatch) pun kaya. Hanya saja, seperti diungkap pacarnya, dr Christine Palmer (Rachel McAdams), sewaktu mereka putus, Doctor Strange menghabiskan pendapatan besarnya secepat ia mendapatkannya. Walhasil, ketika dirinya sendiri yang harus menjalani operasi berat yang kesekian, ia sulit mendapatkan pinjaman untuk biaya operasi. Padalah ia sangat yakin metode stem-cell terbaru di Tokyo, yang butuh biaya 200 ribu dolar, bisa menyembuhkan kerusakan syaraf jari tangannya.
Gara-gara ngebut dengan mobil mewahnya, mobilnya tergelincir dan terlempar ke jurang. Doctor Strange, dengan D besar alias bergelar Doctor atau PhD, memang selamat dari kecelakaan itu. Hanya saja, karena jari kedua tangannya rusak berat, ia harus menjalani operasi 11 jam dan jari-jarinya dipasangi sebelas pen titanium. Begitu sadar, ia langsung menangis melihat jari tangannya. Baginya, sebagai dokter bedah syaraf, jari-jari tangan adalah segala-galanya. Tanpa jari tangan yang berfungsi normal, dokter bedah tidak bisa melakukan operasi. Dan baginya, itu sama saja dengan menjadi manusia tak berguna. Seumur hidup ia membaktikan diri ke profesi bedah syaraf, dan sekarang semua direnggut darinya.
Christine menasehati bahwa banyak hal lain yang bisa dilakukan Doctor Strange walau tak lagi berada di ruang operasi, dan akan membuatnya tetap menjadi manusia berguna. Sang doctor tak mau dengar, marah, dan memutuskan pacarnya. Dan ia masih belum menyerah untuk menemukan cara menyembuhkan jari tangannya. Untunglah, saat fisioterapi, seorang dokter fisioterapi (yang disebutnya sebagai dokter dengan D kecil) sempat cerita kalau ada pasien yang bisa sembuh total. Pasien itu mengalami kecelakaan di pabrik, tulang belakangnya remuk, dan bagian dada hingga ke bawah lumpuh. Kedua tangannya pun tak bisa bergerak dengan sempurna.
Doctor Strange mendatangi pasien tadi, Jonathan Pangborn. Ia menyaksikan sendiri Pangborn main basket dengan lincahnya bersama teman-temannya. Pangborn ingat Doctor Strange termasuk dokter pernah yang ia datangi, tapi ia hanya bisa bertemu sekretarisnya. Ia malas meladeninya. Setelah ditunjukkan tangannya yang tak berfungsi maksimal, Pangborn tidak tega juga. Ia bercerita kalau dulu ia bertemu seseorang dan diajak ke tempat mereka di gunung tinggi. Di sana dia berguru, pikirannya diubah menjadi orang bijak, semangat hidup diperkuat, dan tubuhnya bisa jadi pulih kembali. Sebenarnya ada ilmu yang lebih dalam, tapi ia puas dengan kesembuhan fisiknya dan memilih pulang. Tempat itu bernama Kamar-Taj.
Tempat yang dimaksud sebagai Kamar-Taj tak lain adalah sebuah padepokan ilmu spiritual dan ilmu sihir. Tapi bukan sekolah sihir seperti sekolah Harry Potter. Padepokan ini berada di Kathmandu, Nepal. Doctor Strange pun berangkat ke sana. Saat dibegal preman lokal, ia ditolong Karl Mordo (Chiwetel Ejiofor), salah seorang guru atau master di Kamar-Taj. Ia pun diajak ke padepokan Kamar-Taj dan dipertemukan dengan Ancient One (Tilda Swinton), guru utama atau pimpinan Kamar-Taj. Ia pun bertanya cara Ancient One menyembuhkan Pangborn. Sang guru utama bilang Pangborn datang sebagai orang yang tak bisa jalan. Yang ia lakukan adalah menanamkan keyakinan pada dirinya bahwa dia bisa jalan.
Jadi kasus Pangborn cuma gangguan psikosomatik? Ancient One menjawab pertanyaan itu dengan balik bertanya. Sewaktu memperbaiki syaraf rusak, siapa yang sebenarnya memperbaiki? Dokter kah atau tubuh itu sendiri yang memperbaiki syaraf itu? Sel tubuh yang memperbaiki, sahut Doctor Strange. Dengan cara tertentu yang sudah diketahui, sel yang menyatukan kembali dan memulihkan segala syaraf, tambahnya. Nah bagaimana jika ternyata tubuh, seperti terjadi pada Pangborn, bisa diyakinkan untuk menjalankan itu semua? Itu hebat sekali. Ini paduan psikologi dan teknologi regenerasi sel, kata Doctor Strange. Jadi, bagaimana cara memprogram sel syaraf agar melakukan regenerasi sendiri? Ancient One bilang, bukan begitu caranya. Yang ia lakukan adalah memerintahkan spirit untuk menyembuhkan tubuh.
Dengan agak malas, karena sudah menyangkut dunia spirit atau dunia tak ilmiah, Doctor Strange minta ditunjukan cara menjalankan metodenya. Ia ditunjukkan gambar sosok manusia penuh aura. Itu sering dilihatnya di toko cinderamata, kata sang doctor sinis. Diberi gambar lain, ia menyebutnya itu akupuntur. Ditunjukkan foto hasil MRI, ia jelas sudah tahu. Semua itu, kata Ancient One, adalah karya orang-orang yang melihat sesuatu secara sebagian saja, bukan secara keseluruhan. Seperti orang melihat dari lubang kunci dan sepanjang karir berusaha sedikit-demi-sedikit memperbesar lubang kunci. Dengan metode spiritiual, manusia bisa memandang dari persepektif lebih luas. Lubang kunci bisa diperlebar selebar-lebarnya.
Doctor Strange, yang sudah menghabiskan uang terakhirnya untuk kepergi ke Nepal, jadi marah karena hanya mendenger dongeng soal spirit dan cakra. Ia tak percaya pada roh. Manusia itu terbuat dari materi. Titik. Manusia hanya secuil materi temperor di semesta ini. Sangking marahnya, ia marah-marah, mendekat, dan menunjuk-nunjuk dada sang guru utama, yang seorang perempuan. Jegerrrr. Ancient One tiba-tiba mengunakan tenaga dalam untuk mendorong Doctor Strange. Badan fisiknya langsung lunglai, tapi ada bayang-bayang yang terpental keluar dari tubuh Doctor Strage. Bayang-bayang itu hidup dan melihat sosok fisiknya yang lunglai dpegangi Master Mordo.
”Ini pasti efek teh yang kau suguhkan. Dicampur ganja?” tanya Doctor Strange, ketika tubuhnya sudah kembali bersatu. ”Itu sosok astral dirimu. Saat tubuh manusia terpisah dari roh,” kata Ancient One, yang ingin menunjukkan betapa banyak hal yang tak diketahui Doctor Strange. Belum pulih total dari keterkejutannya melihat roh, sang guru tuama sudah menggunakan kekuatan pikirannya untuk mengirim Doctor Strange ke dunia lain. Ia melayang di langit, ,mengapung di ruang angkasa, dilempar ke lorong waktu, ke dimensi lain, ke semesta lain, ke galaxy lain, dan seterusnya. Dokter Strange menjalani dan menyaksikan semua itu dengan menjerit-jerit ketakutan, walau akhirnya bisa terdiam, bingung, sekaligus terpesona.
Saat melakukan hal tadi, Ancient One menguliahi sang dokter dengan aneka hal. Banyak misteri yang tak terjangkau panca indera. Semesta yang kita kenal bukan cuma satu semesta. Banyak semesta-semesta lain. Semesta kita hanyalah bagian dari semesta yang tidak terbatas. Dunia tanpa akhir. Ada semesta yang penuh kebajikan dan memberikan kehidupan. Ada semesta yang penuh kebencian dan kegelapan. ”Siapakah dirimu di tengah multi-semesta ini? Pernah melihat semua ini di toko cinderamata?” tanya Ancient One. Doctor Strange benar-benar terhenyak. ”Teach me,” katanya, bersimpuh. No. Doctor Strange pun dilempar ke jalanan.
Karena sudah tak punya duit, dan tak tahu kemana harus pergi, Doctor Strange duduk berjam-jam di depan pintu rumah butut yang jadi gerbang rahasia menuju padepokan Kamar-Taj. Sebagai orang yang membawanya ke Kamar-Taj, Master Mordo tak enak hati. Ia juga melihat kecerdasan sang doctor bisa berguna bagi Kamar-Taj dalam menghadapi musuh yang akan datang. Ancient One bilang ia tak ingin lagi mendidik murid cerdas tapi akhirnya jatuh ke dalam kegelapan. Yang ia maksud tak lain adalah Kaecilius (Mads Mikkelsen), murid pintar yang sudah jadi guru (master) dan akhirnya membelot ke Dimensi Kegelapan. Di awal film, ia diceritakan mencuri mantra untuk mengundang Dormammu, raja Dimensi Kegelapan, ke bumi.
Ancient One luluh. Doctor Strange diperbolehkan ngelmu di padepokan Kamar-Taj. Inti yang diajarkan di Kamar-Taj adalah bagaimana cara membuat mantra. Kalau disamakan dengan pola pikir rasional, kata Ancient One, mantra itu ibarat program. Source code yang membentuk realitas. Para murid belajar cara menyedot energi dari multi-semesta dan kemudian membuat mantra yang mengubah energi itu menjadi perisai pelindung atau menjadi senjata untuk menyerang. Singkat kata, menciptakan sihir (magic). Seperti mantra yang dihafalkan Harry Potter dan kawan-kawan? Tidak. Tak ada mantra seperti itu. Semua mantra ada di dalam benak atau batin masing-masing murid atau guru. Yang terlihat hanya hasil akhirnya.
Mantra pertama yang pertama kali diajarkan terbilang mantara yang hebat. Mantra pembuat portal lingkaran api yang berfungsi sebagai alat teleportasi untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain. Doctor Srange kesulitan belajar hal ini. Ancient One bilang belajar mantra sama dengan bejalar kedokteran: perlu bertahun-tahun belajar, latihan, dan praktek. Lemah dalam praktek, Doctor Strange asyik dalam membaca buku-buku tebal di perpustakaan Kamar-Taj. Buku yang dibacanya antara lain: The Book of The Invisible Sun, Codex Imperium, Astronomia Nova (karya Johannes Kepler), The Key of Solomon, Maxim Primer, dan Kitab Weda.
Doctor Strange juga tertarik dengan Book of Cagliostro, buku keramat yang hanya layak dibaca oleh guru senior semacam Ancient One. Kok ada buku terlarang? ”Mencari pengetahuan tidak ada larangan.Mempraktekkannya secara sembarangan yang dilarang,” kata Master Wong (Benedict Wong), guru yang diserahi tugas sebagai petugas perpustakaan Kamar-Taj. Ia juga cerita kalau satu lembar dari buku itu, yang berisi mantera pemanggil Dormammu, dicuri oleh Kaecilius. Adapun inti buku itu secara keseluruhan adalah tentang pemahaman terhadap waktu. Dengan mempelajarinya, para penyihir bisa memanipulasi waktu, membekukan waktu, mengulang-ulang waktu kejadian, merubah sejarah, dan sebangsanya.
Ancient One akhirnya bosan juga melihat Doctor Strange yang tak kunjung mahir dalam praktek. Ia tetap tidak bisa menciptakan portal teleportasi. Doctor Srange menjadikan tangan yang belum sembuh sebagai alasan. Ancient One memanggil Master Hamir untuk unjuk kebolehan. Master Hamir, yang tangan kirinya putus, bisa membuat portal lingkaran api dengan mudah. Kunci menguasai mantra, kata sang guru, adalah dengan memasrahkan diri (surender). Seperti di sungai, jangan melawan arus. Ikuti aliran sungai dan jadikan aliran sebagai kekuatan. Plus, tanggalkan ego dan cara berpikir rasional. Ancient One lantas mengajaknya jalan-jalan. Ia membuka portal dan langsung sampai di Puncak Everest. Berapa lama orang bisa bertahan di tempat dingin ini? 30 menit, kata Doctor Strange. Ia pun ditinggal sendirian. ”Pasrahkan dirimu,” pesan sang guru. Ditinggal sendiri di Everest, Doctor Strange ternyata bisa membuat portal lingkaran api dan kembali ke Kamar-Taj.
Mahir menggunakan portal lingkaran api di tempat biasa, termasuk untuk keluar-masuk perpustakaan dan ”mencuri” buku terlarang, Doctor Strange diajar ilmu yang lebih tinggi. Ia belajar mengunakan mantra tadi di ruang khusus, ruang virtual, yang disebut Dimensi Cermin (Mirror Dimension). Ia diingatkan untuk tidak lupa membawa Sling-Ring, cincin yang harus dipakai untuk berteleportasi antar tempat, yang ternyata juga diperlukan untuk teleportasi antar dimensi. Dan tentunya ia juga diajarkan cara menciptakan manta Dimensi Cermin. Dengan mantra ini, penyihir bisa menciptakan apa saja yang dimaui, termasuk mereproduksi suatu kota, sehingga bisa melakukan apa saja di suatu kota tanpa merusak kota yang dijiplak.
Dimensi Cermin, kata Ancient One, selain dipakai latihan juga dipakai untuk melakukan kegiatan pengawasan dan mata-mata, serta terkadang dipakai untuk menahan serangan. Hal terakhir ini menjadi pertanyaan buat Doctor Strange. Sang guru menjelaskan bahwa mempelajari multi-semesta yang tak terbatas, secara implisit berarti pula memahami bahaya yang mungkin datang dari semesta lain. Serangan dari pihak lain. Doctor Strange masih bingung. ”Kalau hal ini diberi tahu sejak awal, kamu pasti sudah lama pergi dari sini,” kata Ancient One. Ia, seperti para guru lain, lantas cerita soal potensi bahaya yang akan datang kalau Kaelicius berhasil mengundang Dormmamu datang ke bumi. Bumi aka dikuasai dan dihancurkan.
Ilmu berikutnya yang diajarkan adalah tentang relik atau pusaka. Tongkat sakti adalah relik. Permadani terbang adalah relik. Relik pada intinya adalah alat atau benda warisan generasi sebelumnya yang punya kekuatan magis. Dengan relik, penyihir tak perlu repot membuat mantra, tapi bisa langsung menggunakan relik untuk melakukan sesuatu. Bagaimana cara mendapatkan relik? ”Relik tidak dicari. Relik memilih siapa yang ia maui,” kata Master Mordo. Dalam kasus Doctor Strange, ia akhirnya kedatangan relik yang berupa jubah terbang. Selain bisa membuat Doctor Strange terbang dan mengapung di udara, jubah terbangnya yang lucu dan nakal juga bisa membantu memukuli orang saat berkelahi.
Ilmu apa lagi yang dipelajari Doctor Strange? Suatu hari, karena memang tak dilarang membacanya, ia pergi ke perpustakaan. Karena tak ada Master Wong sang penjaga perpustakaan, ia leluasa membaca buku Book of Cagliostro. Puas membaca, ia tergoda untuk mencoba. Ia menemukan mantra memaju-mundurkan waktu. Dengan menggunakan relik kalung Mata Agamamoto, ia berpraktek dengan menggunakan apel yang tergeletak di meja. Ia bisa menyihir apel mulai dari saat masih utuh, termakan sebagian, sampai ke tinggal tulangnya. Ia mencobanya berulang kali. Dengan cara itu pula ia bisa merekonstruksi lembaran yang dicuri Kaecilius dan membaca isinya.
Doctor Strange pun kemudian melihat jari-jarinya yang belum kunjung sembuh. Ia yakin mantra tadi bisa dipakai memulihkan jarinya. Tapi belum sempat memprakteknnya, Master Wong dan Master Mordo keburu datang. Mereka segera menyuruhnya untuk menghentikan kegiatannya. Berbahaya. Book of Cagliostro disimpan lagi. Bosan dikuliahi soal bahaya buku itu dan juga soal potensi ancaman Kaelicius dan Dormammu, Doctor Strange akhirnya bertanya sebenarnya apa yang dilakukan para master di Kamar-Taj. Master Wong mengajaknya pergi ke ruang bundar di sebelah perpustakaan. Ia menjelaskan dengan sangat gamblang. ”Kalau Avengers melindungi bumi dari ancaman fisik, Kamar-Taj melindungi bumi dari serangan mistis.”
Untuk melindungi bumi, lanjut Master Wong, Agamamoto Agung, pendiri Kamar-Taj dan juga orang yang mewariskan kalung Mata Agamamoto, telah membangun Sanctum (kuil) di 3 tempat yang sekarang jadi kota besar: Hongkong, London, dan Tokyo. Secara bersamaan, ketiga kuil itu menjadi poros yang menciptakan perisai di sekeliling bumi untuk memproteksi bumi dari serangan semesta lain. Menjadi tugas para master Karma-Taj untuk melindungi ketiga kuil itu. Dan ketiga kuil bisa diakses langsung lewat 3 pintu gerbang sekaligus portal yang ada di ruang bundar tempat mereka berada.
Master Wong juga menjelaskan potensi ancaman yang akan segera tiba. Yakni serangan dari Dormammu, raja Dimensi Kegelapan. Dia penakluk kosmik. Sudah banyak semesta dihancurkannya. Ia tinggal di luar dimensi waktu dan abadi. Ia sangat ingin menguasai bumi dan sudah berulangkali mencoba menguasai bumi. Ia ingin menyedot dan menarik bumi ke Dimensi Kegelapan atau ke Semesta Kegelapan. Jalanya untuk menguasai bumi sekarang terbuka lebar karena sudah punya mitra kerjasama. Sang mitra tak lain adalah Kaelicius, master yang telah mencuri mantra pengundang Dormammu. Kaecilius akan menghancurkan ketiga Sanctum agar Dormammu leluasa menyerang bumi.
Baru saja Master Wong selesai memberikan penjelasan, terdengar suara ribut-ribut di balik pintu portal yang menuju London. Ketika terbuka, master yang menjadi penjaga Sanctum Tokyo terjerembab ditembak cahaya sihir dari belakang. Ketiganya melihat Kaelicius berdiri di ujung lorong London. Kaelicius langsung menggunakan mantra untuk meledakkan gerbang London. Doctor Strange berlindung di balik pintu dan selamat. Master Wong dan Master Mordo tak menyahut ketika dipanggil-pangil. Doctor Strange masuk ke Sanctum London, menjumpai ruang besar ala rumah antik, dan menuju pintu keluar. Bus double-decker warna merah melintas. Ia melihat ke pintu dan membaca label rumah: Becker Street No. 177 A.
Doctor Strange masuk lagi ke Sanctum London dan melihat-lihat segala isinya. Termasuk ruangan museum yang menyimpan banyak relik di lemari kaca. Termasuk relik jubah merah yang melayang-layang ketika didekati. Mendadak terdengar keributan di bawah. Kaecilius ternyata belum pergi. Ia meringkus penjaga Sanctum London lainnya dan akan membunuhnya. Doctor Strange berusaha mencegah tapi mantranya tak keluar dengan sempurna. Sang penjaga tewas. Kaecilius langsung beralih menyerang Doctor Strange, sosok yang belum pernah ia kenal sebagai murid di Kamar-Taj.
Ilmu sihirnya belum seberapa, Doctor Strange jadi bulan-bulanan Kaecilius dan anak buahnya. Ia cuma mengunakan kekuatan otot dan kecerdasan otak saja untuk mengalahkan anak buah Kaecilius. Ia berhasil melempar beberapa musuh ke jendela yang membuang mereka ke padang pasir dan tempat lainnya. Doctor Strange akhirnya harus berhadapan dengan Kaecilius. Mereka berkelahi di ruang museum. Banyak lemari pusaka yang hancur. Tapi itu membawa keberuntungan buat Doctor Strange. Ketika tersudut, jubah merah yang pernah dilihatnya tiba-tiba menempel di pundaknya. Rupanya, seperti pernah dibilang Master Mordor, ”Relik memilihmu,” benar-benar terjadi. Jubah merah (Cloak of Levitation) memilih Doctor Strange jadi tuannya.
Dengan jubah merah dipunggung, Doctor Strange jadi punya kekuatan sihir ekstra. Ia jadi bisa mengimbangi Kaecilius. Sang jubah juga yang mencegahnya untuk menggunakan palu gada untuk melawan Kaecilius, dan menyuruhnya mengambil baju penyekap yang ada di dinding. Ketika ditempelkan ke Kaecilius, sang baju otomatis meringkus Kaecilius. Tak berkutik, Kaecilius bertanya siapa sosok yang jadi lawannya, yang ternyata seorang dokter. Ia pun lantas bercerita panjang soal alasan mengapa ia mengkhianani Kamar-Taj. Ia ingin mencari keabadian.
Sebagai dokter, kata Kaecilius, ia yakin Doctor Strange paham dengan hukum alam. Semua orang, seiring berjalannya waktu, akan menua dan mati. Alam akan menua dan mati. Matahari pun akan habis sinarnya dan mati. Waktu yang membuat itu semua terjadi. Jadi waktu adalah musuh manusia yang sesungguhnya. Seharusnya yang terjadi di dunia ini bukan perang antara kekuatan baik dan jahat, melainkan perang melawan waktu. Tapi nyatanya kita sudah diperbudak waktu. Waktu adalah penghinaan terhadap martabat manusia. Kematian adalah penghinaan terhadap hak asasi manusia. Karena itulah ia mengundang Dormammu yang berasal dari dimensi tanpa waktu, untuk membebaskan manusia dan bumi dari penjajahan waktu.
Kaecilius juga tahu kalau Doctor Strange pasti pernah bertanya-tanya berapa usia Ancient One, sang guru utama Kamar-Taj. Juga pasti pernah dilarang membaca Book of Cagliostro. Ancient One sudah berbuat curang. Ia sudah menguasai Book of Cagliostro dan tak mau mengajarkan isinya. Ibisa menyedot energi dari Dimensi Kegelapan, dan mengubahnya menjadi mantra yang membuatnya tidak pernah menua. Ia berhasil melawan waktu. Sementara para murid Kamar-Taj, termasuk Doctor Strange, adalah kumpulan orang-orang rusak, orang-orang sakit yang datang ke Kamar-Taj sebagai pilihan terakhir karena sudah tak ada lagi yang mau mengobati. Tapi tak satu pun murid di Kamar-Taj yang keluar sebagai orang sehat.
Kaecilius menyudahi kuliahnya dengan bilang kalau Doctor Strange telah kehilangan Sling-Ring saat mereka berkelahi. Doctor Strange pun jadi sadar akan hal itu, tapi di saat bersamaan sebuah portal lingkaran api terbuka di belakanganya, anak buah Kaecilius muncul dari sana, dan langsung menikamnya dari belakang. Saat akan dihabisi, jubah merah datang menolong. Doctor Strange bisa merebut Sling-Ring dan langsung membuat portal lingkaran api menuju rumah sakit tempatnya bekerja di New York. Ia minta dr Christine Palmer mengobati nadi dekat jantung yang terkena tikaman pisau. Agar bisa membantu, Doctor Strange mengeluarkan sosok astralnya. Sempat terkejut, Christine bisa paham dan mereka berhasil melakukan pembedahan bersama. Mereka sempat diganggu anak buah Kaecilius yang menyusul sebagai sosok astral, tapi bisa dikalahkan pakai kejutan listrik mesin pacu jantung.
Doctor Strange menceritakan apa yang terjadi. Ia pergi ke dunia Timur setelah dunia Barat gagal mengobatinya. Kamu pasti bergabung dengan sekte setan, bilang Christine. Doctor Strange lantas pamit untuk kembali ke London lewat portal lingkaran api yang masih terbuka. Christine melihat portal itu. Setibanya di Sanctum London, Kaecilius sudah membebaskan diri dan menghilang. Tak lama kemudian muncul Master Mordo dan Ancient One. Mereka bilang Sanctum London sudah hancur, tak bisa lagi melindungi bumi. Yang tersisa hanya Hongkong dan New York. ”Anda kini menjadi penjaga Sanctum New York Master Strange,” bilang Ancient One, menyebut Doctor Strange sebagai ”master”, alias ‘mewisuda’ Doctor Strange.
Doctor Strange menolak jadi penjaga Sanctum New York. Sebagai penjaga sanctum berarti ia harus mau melawan serangan musuh dan yang berarti pula harus membunuh orang, sementara ia telah bersumpah sebagai dokter untuk tidak pernah membunuh orang. Ia lantas mengungkakp fakta bahwa Ancient One telah mengkhianati Kamar-Taj dengan menyerap energi Dimensi Kegalapan untuk membuat dirinya awet muda. Master Mordo kaget dan minta Doctor Strange jangan lancang bicara. Ancient One membalas dengan tatapan, bilang Doctor Strange tak tahu apa yang ia katakan. Ancient One meninggalkan keduanya.
Sepeninggal sang guru, Master Mordo dan Doctor Strange berdebat terus soal tuduhan Doctor Strange. Tapi mereka akhirnya beralih ke debat soal keengganan Doctor Strange menjadi penjaga Sanctum New York. Master Mordo menyebutnya sebagai pengecut dan mementingkan diri sendiri. Doctor Strange bilang kalau tadi ia membunuh anak buah Kaecilius, itu adalah demi membela diri. Kalau harus menjaga Sanctum New York atau membela Kamar-Taj dengan membunuh orang, ia tidak mau. Persoalan tak harus diselesaikan dengan saling bunuh. ”Kamu hanya kurang imajinasi,” kata Doctor Strange. Perdebatan mereka akhirnya terhenti karena terasa getaran di gerbang menuju Sanctum New York. Kaecilius menyerang New York.
Keduanya pergi New York. Mereka melihat Kaecilius mulai merusak bangunan di kota New York. Doctor Strange mengeluarkan mantra Dimensi Cermin dan pertarungan pun pindah ke kota New York versi virtual. Master Mordo dan Doctor Strange kewalahan melawan Kaecilius dan anak buahnya. Untunglah Ancient One muncul dan bisa mengalahkan Kaecilius. Tapi Kaecilius tak mati dan bisa melarikan diri lewat portal lingkaran api. Ia sempat pula menikam Ancient One. Ia segera dilarikan ke rumah sakit tapi tak tertolong. Sebelum meninggal, Ancient One keluar sebagai sosok astral dan segera diikuti Doctor Strange. Ia sekali lagi meminta Doctor Strange untuk mempertahankan sanctum dan meneruskan tugas menjaga bumi.
Sudah melihat sendiri kehancuran New York di Dunia Cermin, Doctor Strange jadi dapat pencerahan. Dalam percakapan empat mata dengan Christine, ia bilang bahwa Christine pernah menasehati soal tanpa tangan yang sempurna untuk bisa menjalankan operasi bedah, ia masih bisa melakukan hal lain yang membuat hidup bermakna. Ia minta maaf kalau dulu ia marah-marah dinasehati seperti itu. Tapi sekarang ia sadar bahwa tanpa tangan sempurna ia bisa membantu menjaga keselamatan dunia dengan menjadi penjaga Sanctum dan mempertahankan keberadaan Kamar-Taj. Ia pun pamitan. Bersama Master Mordo, Doctor Strange pergi lewat portal lingkaran api ke benteng pertanahanan terakhir: Hongkong.
Di Hongkong, Master Wong mengerahkan para master untuk menghadapi Kaecilius dan anak buahnya. Kaecilius bisa mengalahkan mereka dengan mudah karena mendapat bantuan langsung dari Dormammu yang sudah mulai masuk ke bumi karena Sanctum New York dan London sudah hancur. Doctor Strange dan Master Mordo datang ketika Dormammu sudah mulai menyedot segala yang ada di bumi ke langit untuk dipindahkan Dimensi Kegelapan. Berbekal ilmu dari Book of Cagliostro, Doctor Strange –yang sejak awal film sudah bolak-balik memperhatikan jamnya yang kacanya pecah– mengeluarkan mantra yang mengubah jam tangan menjadi mesin pemundur waktu. Berbagai bangunan di Hongkong yang sudah hancur dimundurkan waktu kejadiannya dan perlahan kembali utuh.
Kaecilius sendiri terus melakukan pengrusakan di sana-sini. Mereka akhirnya saling berhadapan. Tapi bukan pertarungan yang terjadi, Doctor Strange meninggalkan mereka dan terbang ke langit dan mendatangi Dormammu, yang sosoknya hanya berupa siluet wajah hitam di kegelapan angkasa. Ia, setelah mengelus-elus jam tangannya, mengajak Dormammu berunding. Merasa lebih hebat, Dormammu mengabaikan dan langsung menghabisi Doctor Strange. Tapi Doctor Strange muncul lagi. Di habisi lagi dan muncul lagi. Begitu seterusnya. Rupanya, berbekal mantra di Book of Cagliostro pula, Doctor Strange mengubah jam ditangannya menjadi relik mesin ”time loop” atau pengulang waktu. Walhasil setiap kali dibunuh, Doctor Strange selalu muncul lagi dan terus begitu.
Dormammu kesal dan menghentikan aksinya. Doctor Strange bilang saat memasuki semesta tempat bumi berada, Dormammu sudah meninggalkan semesta tanpa waktu, meninggalkan semesta keabadian. Dan sekarang ia sudah menjebaknya ke dalam penjara waktu. Dormammu tak akan lagi bisa pergi kemana-mana dan akan terus berada di dalam ”time loop” dan terjebak pada momen ketika ia bolak-balik membunuh Dr Strange. Mendadak –ini lucunya sang film– Dormmamu menjadi seperti anak kecil. Ia merengek agar dibebaskan. Doctor Stange pun mengajukan penawaran: ia bersedia membebaskannya dari penjara waktu asalkan Dormammu pergi dari bumi, membawa Kaecilius dan anak buahnya, dan jangan menggangu bumi lagi.
Doctor Strange kembali ke teman-temannya yang sedang berhadapan dengan Kaecilius. Tapi tak lama kemudian Kaecilious dan anak-anak buahnya diteleportasi Dormammu. Raja Dimensi Kegelapan ternyata setuju dengan tawaran Dr Strange. Hongkong dan bumi pun terbebas. Master Mordo bertanya kiat Doctor Strange. Ia bilang Kaecilius hanya mencuri halaman Book of Cagliostro yang berisi mantra pengundang Dormammu. Ia tak membaca halaman selanjutnya yang berisi mantra penangkal. Master Wong sebagai penjaga perpustakaan tertawa terbahak-bahak. Master Mordo malah marah-marah. Seperti Ancient One, Doctor Strange telah melanggar hukum alam. Ia kecewa berat. Ia menyatakan berhenti dan keluar dari Kamar-Taj.
Master Wong dan Doctor Strange memandang langit yang sudah kembali cerah. Master Wong bilang, ”Sebentar lagi kabar kematian Ancient One akan terdengar ke seluruh semesta. Hanya soal waktu kapan ancaman dari semesta lain akan berdatangan. Kita harus cepat bersiap-siap”. ***
Pemeran : Benedict Cumberbatch, Rachel McAdams, Christine Palmer, Mads Mikkelsen, Chiwetel Ejiofor
Sutradara : Scott Derrickson
Studio : Marvel Studios, Walt Disney Pictures
Genre : Aksi, Fantasi
Rilis : 2016
Durasi : 115 menit