Lain orang lain pendapatnya soal alien atau makhluk asing dari planet lain. Kalau biasa nonton film-film berbasis komik Marvel atau DC, orang pasti yakin akan adanya alien, terutama yang ganteng semacam Thor atau Superman. Kalau biasa nonton film ET-nya Steven Spielberg, orang pasti yakin kalau makhluk ekstra-terestrial itu berbadan hijau dengan dua antena di kepala. Orang yang lain lagi masih belum terlalu pasti dengan sosok alien. Mereka tahunya alien suka datang dengan piring terbang (UFO) dan menculik manusia dengan menyedotnya pakai cahaya terang.
Film Alpha Code kurang lebih masuk ke golongan yang terakhir. Hanya saja, para aliennya sudah bertindak lebih jauh di bumi: melakukan eksperimen kawin silang dengan manusia. Keturunan mereka adalah manusia hibrida yang punya kekuatan super. Agar tak bercampur dengan penduduk asli bumi, keturunan alien itu dibuatkan komplek pemukiman khusus di tengah hutan belantara di Eropa. Siapa yang membangun? Militer AS? Bukan. Yang membangun ternyata PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Alias film ini seolah satu aliran dengan Pak Ndul yang di Youtube selalu menyebut diri sebagai utusan Raja PBB urusan alien. Tapi film ini bukan komedi, melainkan kisah yang konon dialami sendiri oleh sang produser film: Millan Friedrich.
Alkisah, Martin Fell (diperankan Bren Foster) sedang berlibur dengan putrinya yang sudah dewasa, Teri (Sabina Rojkova), di villa keluarga di pinggiran kota Praha, ibukota Republik Ceko. Meski gembira, keduanya sekaligus juga sedih kalau mengingat peristiwa yang terjadi 2 tahun lalu di sana. Ketika itu, Anna, sang ibu diculik UFO saat mereka berlibur di sana. Repotnya, hanya itu yang mereka ingat. Mereka tak ingat detail peristiwanya, selain kenangan tentang cahaya terang benderang yang menyedot Anna. Lebih parahnya lagi, Martin dan Terry juga jadi tak ingat seperti apa wajah dan sosok ibunya. Foto ibunya pun jadi tak ada. Segala kenangan mereka tentang Ana terhapus.
Malam harinya, Martin terbangun karena mendengar suara berisik di sekitar rumah. Alarm mobil Ferrari coupe miliknya pun berbunyi. Ia juga melihats sinar terang di luar villa. Martin bergegas ke kamar Teri dan tak menemukan putrinya. Khawatir ada rampok, ia mengambil senapan dan segera turun ke lantai bawah dan keluar villa. Di kejauhan ia melihat Teri berjalan menuju pepohonan di hutan. Kesal dengan bunyi alarm mobil, ia menembak pintu Ferrari agar alarm mati. Martin lantas mengejar Teri ke dalam hutan. Teri mendekati area hutan yang dipenuhi cahaya terang. Mencoba mendekatinya, Martin mendadak diseret mundur oleh kekuatan tak nampak yang membawanya ke rawa-rawa jauh dari lokasi Teri.
Keesokan harinya Martin terbangun di tempat tidur rumah sakit. Perawat bilang ia ditemukan polisi di rawa-rawa dekat villa. Martin menanyakan nasib anaknya? Perawat tak mau menjawab. Dokter juga. Tapi di kamar pasien itu ada pria berjas hitam yang ikut hadir. Setelah dokter dan suster keluar, pria itu, Ray Bowie (Randy Couture), yang mengaku sebagai seorang agen, bilang kalau mereka belum bisa menemukan Teri. Sama sekali tak ada jejak. Ia juga bercerita kalau tadi malam terjadi gempa, tanah di kawasan villa retak besar, dan villa Martin tenggelam ke dalam retakan. Martin heran. Ia tak ingat ada gempa. Sang agen lantas bertanya aneka hal terkait menghilangnya Teri. Martin lelah dan dberi obat tidur.
Martin rupanya pura-pura tidur. Begitu suster dan Ray keluar ruangan, ia langsung kabur lewat jendela. Ia pergi ke kantornya, Fell Robotics, yang berada di kota Praha. Ia mengambil sejumlah uang dari laci meja dan kemudian pergi lagi dengan mobil simpanan yang terparkir di halaman kantor. Martin pergi ke villa dan sampai saat hari sudah malam. Ray ternyata bohong. Tak ada gempa. Villanya utuh. Tapi pemadam kebakaran memang terlihat masih memadamkan api di lantai atas villa 3 lantai itu. Tak lama kemudian Ray muncul. Ia menginterogasi Martin dan curiga sang ayah bertengkar dengan anaknya dan membunuh Teri. Lubang peluru di pintu Ferrari jadi bukti. Martin membantah. Ia diringkus anak buah Ray.
Mendadak listrik mati. Ray memanfaatkannya untuk melepaskan diri dan lari ke dalam hutan. Anak buah Ray mengejar dan menembakinya. Ray menyuruh mereka menghentikan tembakan. Martin tertangkap di sebuah pondok dalam hutan. Setelah dipukuli hingga pingsan, ia ditinggal. Martin siuman keesokan paginya dan langsung kembali ke Villa. Ia lantas kembali ke Praha dan pergi ke kafe internet untuk mencari tahu siapa sebenarnya Ray Bowie. Yang ia yakin, Ray bukan polisi. Nama Ray muncul di banyak berita tentang kemunculan UFO. Ia juga menemukan video terbaru kemunculan UFO di Praha. Salah satu comment video berisi nomor telepon. Ia menghubungi Johana CZ pemilik nomor telepon. Johanna bilang kalau ia memang sudah menunggu-nunggu telepon dari Martin.
Setelah beberapa saat bicara, Johana mengingatkan agar Martin segera lari dari kafe internet. Ia yakin Ray Bowie pasti melacak pembicaraan mereka. Dan ternyata memang benar. Martin dan Ray sempat berkelahi ketika berusaha meloloskan diri, tapi ia akhirnya bisa mengambil pistol anak buah Ray dan menodongnya. Ia pergi dengan membawa tablet milik Ray. Pulang ke apartemen, Martin membuka tablet yang berisi data tentang banyak orang yang pernah didatangi UFO, termasuk dirinya dan Teri. Istrinya, Anna, juga ada dalam daftar, tapi tanpa foto. Ia kembali menghubungi Johana dan Johana mengajak bertemu langsung.
Martin dan Johana bertemu di tepi sungai kawasan Brehova di kota Praha. Mereka sempat dibuntuti Ray Bowie dan anak buahnya, tapi berhasil mengecoh mereka. Mereka dijemput Jacek Palkowski, rekan Johana, dan diantar ke pinggiran hutan sebelah utara Praha. Rupanya Johanna mengajak Martin untuk menemui Lance Ivanov, ketua kelompok ‘Unchosen”, alias orang-orang yang tak dipilih alien untuk diculik, atau orang seperti Martin dan juga dirinya, yang hanya bisa menyaksikan orang terdekat mereka diculik alien. Lance selalu memonitor para Unchosen yang belum bergabung dengan kelompoknya dan Martin adalah orang penting karena sudah dua kali anggota keluarganya, Anna dan Teri, hilang dibawa alien.
Berjalan semalaman di hutan, pada pagi harinya mereka sampai di –seperti juga dibilang Jacek– sebuah kompleks pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Itulah markas rahasia Lance Ivanov. Kedatangan mereka disambut sendiri oleh Lance, yang kemudian mengajak Martin ke pusat riset di bawah tanah. Banyak komputer di daamanya. Lance bilang keberadaan mereka tidak terdeteksi pihak luar. Mereka juga memanfaatkan satelit-satelit yang sudah kadaluarsa di angkasa, termasuk satelit militer, untuk dipakai melakukan kegiatan mata-mata dari langit dan untuk keperluan komunikasi. Dan tak kalah penting dari itu, Lance juga membangun komunitas bagi sesama Unchosen yang biasanya cenderung terasing dari lingkungannya.
Lance Ivanov juga cerita soal Ray Bowie. Pria itu dulu adalah teman kerjanya. Mereka sama-sama kerja di satgas PBB yang menangani operasi rahasia terkait UFO, yang diberi nama Operasi Catch Fire’. Tugas utamanya adalah menjalin komunikasi dengan para Visitor atau alien yang datang ke bumi. Satgas itu dibentuk tak lama setelah peristiwa jatuhnya UFO di Roswell, New Mexico, 1947. Film ini tak menyebut satgas itu berada di bawah badan otonom PBB yang mana, meski kita tahu bahwa belakangan, pada 1958, PBB membentuk UNOSA (United Nations Office for Outer Space Affairs). Bahkan pada 2010, PBB nyaris mengangkat Direktur UNOSA Mazlan Othman, astronom asal Malaysia, untuk menjadi Duta Besar Alien. Othman menolak dan jabatan itu sampai sekarang masih belum ada yang bersedia menduduki.
Yang pasti, satgas PBB yang diceritakan tadi akhirnya terpecah menjadi 2 kubu. Kelompok yang satu menganggap alien datang untuk melakukan invasi ke bumi dan aksi penculikan dilakukan sebagai upaya merekrut orang bumi untuk menjadi, dalam bahasa intelijen, sel tidur (sleeper cell). Ray Bowie masuk kelompok itu, masih bekerja di PBB, dan bertugas menghabisi sleeper cell. Kelompok yang lain adalah yang bertahan dengan misi awal mereka untuk menjalin komunikasi dengan alien. Lance masuk kelompok terakhir ini. Hanya saja mereka tidak diterima lagi di lingkungan satgas PBB dan kerap dianggap sel tidur juga.
Martin selalu dipantau Lance karena diyakini bisa berkomunikasi dengan alien. Ia punya kemampuan menaikkan frekuensi otak sehingga bisa bicara dengan alien. Sudah lama terlibat dalam urusan UFO, Lance menunjukkan caranya. Ternyata simpel. Hanya perlu bersemadi dan memfokuskan pikiran. Ketika mencoba, Lance mulai bisa memahami makna berbagai simbol berupa gambar lingkaran mirip simbol @ terbalik yang selama ini dilihatnya muncul di mana-mana. Ia juga bisa membangkitkan kembali sedikit ingatan tentang penculikan Anna dan Teri. Lance juga memberi tahu soal siapa Johana (yang diperankan Denise Richards, James Bond girls di film The World Is Not Enough, 1999). Johanna sebenarnya bukan Unchosen, dia pernah diculik dan kemudian dipulangkan ke bumi. Sejak itu ia jadi tidak ingat siapa dirinya dan keluarganya. Yang ia tahu, Johana merasa terkoneksi dengan Martin. Martin menanggapi semua itu dengan bilang ia tak ingin ikut-ikutan dengan semua aktivitas komunitas Unchosen. Keinginannya hanya satu: mencari putrinya, Teri, yang diculik alien.
Markas Lance di PLTS, meski berteknologi canggih, ternyata tak punya sistem keamanan memadai. Tak ada CCTV. Walhasil, ketika Ray Bowie menyerbu –setelah pada malam sebelumnya meringkus Jacek– mereka agak kecolongan. Untunglah Martin, lewat semadinya, berhasil mendeteksi kedatangan para penyerbu. Lance menyuruh anak buahnya menghadapi Ray dan kawan-kawan. Martin dan Johana disuruhnya meloloskan diri lewat terowongan bawah tanah dan pergi ke tempat rahasia yang ia yakini jadi lokasi keberadaan Teri. Ray Bowie, seolah punya licence to kill, menghabisi banyak anak buah Lance. Anggota komunitas yang lain pergi menyelamatkan diri. Lance berhasil mengalahkan Ray tapi tak membunuhnya.
Martin dan Johana bisa keluar dari terowongan dan berjalan makin dalam ke hutan. Mereka tiba di sebuah kompleks berpagar tinggi, sesuai tanda lokasi di dalam peta yang diberi Lance. Setelah merenung sejak, Martin tahu ada pintu rahasia untuk masuk ke kompleks itu. Banyak rumah dan banguan besar di dalam kompleks. Martin merasa kenal dengan tempat itu dan merasa pernah datang ke sana. Di kejauhan ia melihat seorang ibu berjalan ke arahnya sambil menggendong bayi. Ia mengira itu Teri. Ternyata Teri berada tak jauh di belakangnya. Martin senang bertemu putrinya. Tapi putrinya segera bilang kalau sang ayah sudah ditunggu oleh Alpha One. Martin pun seolah mengerti dengan siapa yang dimaksud dengan Alpha One. Ia mengajak Teri pergi bersamanya, tapi Teri –bersama ibu pengendong bayi– bilang akan menahan kedatangan Ray yang ternyata sudah sampai di gerbang kompleks.
Ray meledakkan pintu gerbang untuk bisa masuk kompleks. Ketika berada di dalam kompleks, seperti Martin, Ray bilang kepada Robert (Jordan Haj), tangan kanannya, kalau ia merasa kenal dengan tempat itu. Kompleks itu merupakan hunian rahasia yang dibangun PBB bagi manusia hibrida atau manusia hasil perkawinan dengan alien. Ia juga ingat kalau Teri adalah salah manusia hibrida. Walhasil, begitu melihat Teri datang bersama ibu penggendong bayi, ia langsung menembak Teri. Anak buahnya juga menembaki ibu penggendong bayi. Tapi peluru mereka tak bisa mengenai ibu itu (adegan keji menembaki ibu-ibu yang menggendong bayi). Dengan marah sang ibu menggunakan tenaga dalam atau telepati untuk melempar lawannya ke udara, termasuk Ray, dan membuat mereka lenyap jadi debu. Robert, yang langsung mendatangi Teri, tak ikut lenyap. Teri senang bertemu Robert (Jordan Haj), pacar yang sempat ia sebutkan namanya pada sang ayah di malam penculikan dirinya.
Martin dan Johana, seolah sudah hafal tempat itu, langsung pergi sebuah gudang besar dan pergi ke lantai bawah. Di sana ada portal berbentuk lingkaran yang merupakan gerbang antara bumi dengan negeri para alien. Martin masuk ke portal sendirian dan bertemu dengan Alpha One, sosok amat jangkung yang menggunakan jubah gelap. Martin bernyata tentang apa yang sebenarnya terjadi. Alpha One lantas menceritakan segalanya. Setelah peristiwa jatuhnya UFO di Roswell, New Mexico, kepemimpinan para alien, The Gray, sepakat menjalankan proyek kerjasama dengan PBB. Karena waktu itu kaum The Gray diambang kepunahan, mereka minta disuplai manusia hibrid. Sebagai imbalannya, The Gray mentransfer pengetahuan tentang pembuatan komputer, satelit, ponsel, serat optik, internet, dan sebagainya. Ini mengingatkan kita pada kubus alien di film Transformers pertama (2007).
Seperti halnya di satgas PBB, para pemimpin The Grays juga pecah ketika manusia hibrid sudah memulihkan kembali populasi planet The Gray. Sebagian ingin kerjasama terus berlangsung, sebagian lagi mulai merekrut manusia hibrid untuk masuk ke kubunya, karena mereka punya keunggulan emosional bawaan manusia. Adapun kompleks itu merupakan tempat membesarkan manusia hibrid sebelum dibawa ke planet alien. Ketika proyek benar-benar kacau, mereka sepakat menghentikan dan merahasiakan proyek. Manusia yang terlibat secara sukarela ”melupakan” (forget) semua ingatan dan kenangan tentang alien. Martin dan Johana termasuk di antaranya. Termasuk melupakan kalau mereka adalah suami istri. Johanna adalah Anna yang diculik alien dan dipulangkan karena ia tak bisa hamil.
Adapun Teri adalah manusia hibrid. Tak dijelaskan siapa orang tua aslinya. Ia dibesarkan dengan ”jalan lain” (another way): dibesarkan di luar kompleks, alias hidup dan tinggal bersama dan dibesarkan oleh Martin. Dengan kata lain sama dengan yang dicurigai Ray Bowie, sleeper cell, meski tak bertujuan konspirasi. Usai mendengar paparan Alpha One, Martin berjalan ke jenderal besar di dekatnya. Mereka ternyata berada di dalam pesawat antariksa yang mengapung di dekat planet para alien. Planet itu kelihatan super-maju. Ingatan Martin pun pulih kembali. Ia mendatangi Johanna yang kini juga sudah ingat kalau dirinya adalah Anna. Mereka berpelukan. Di luar, dalam dekapan Robert, luka tembak Teri perlahan sembuh dengan sendirinya. Mungkin itu salah satu kekuatan manusia hibrida, selain punya mata aneh bermata hijau. Di tempat lain, entah di mana, atau entah di planet mana, Ray Bowie juga siuman dari pingsannya.***
Pemeran : Bren Foster. Denise Richards, Randy Couture, Sabina Rojkova, Jordan Haj
Sutradara : Keoni Waxman
Studio : Alpha Hollywood Studios
Genre : Aksi, Fiksi Ilmiah
Rilis : Mei 2020
Durasi : 97 menit