Bank Indonesia hari ini, 21 Desember 2021, resmi meluncurkan Bank Indonesia Fast Payment (BI-Fast) . Kongkritnya, mulai hari ini akan terjadi penurunan biaya transfer bank dari semula Rp 6.500,- menjadi hanya Rp 2.500,-. Tercatat ada 21 bank, atau unit syariah dari bank, yang akan melaksanakannya.
Seluruh 21 bank tadi akan serempak menurunkan biaya transfer hari ini juga? Mungkin tidak. ”Implementasi BI-Fast oleh bank kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana bank dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis yang dirilis BI.
Peluncuran BI-Fast dilangsungkan via virtual conference pagi tadi, dengan tema ”Transformasi Digital Sistem Pembayaran untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi Negeri”. Pada kesempatan itu Perry Warjiyo menerangkan bahwa BI-Fast merupakan salah satu implementasi dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yang merupakan bentuk transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata, serta mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional.
BI-Fast dalam prakteknya akan menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran ritel Indonesia masa depan, yang mengakselerasi pembayaran menggunakan berbagai instrumen dan kanal secara real time, aman, mudah, dan beroperasi 24/7. Lewat implementasi BI-Fast diharapkan tercipta layanan sistem pembayaran yang CEMUMUAH, singkatan dari Cepat, Mudah, Murah, Aman, Andal.
Lebih kongkritnya, seperti sudah disampaikan pada pengumuman rencana peluncuran Bi-Fast Oktober 2021 lalu, sistem BI-Fast memiliki fitur seperti berikut:
Seluruh bank di atas, kata Bank Indonesia, pada tahap awal memfokuskan implementasi BI-Fast pada layanan transfer kredit individual. Pada tahapan selanjutnya akan diperluas ke layanan bulk credit, direct debit, dan request for payment.
Sudah ada yang mulai menurunkan tarifnya mulai hari ini? Silakan berkeliling ke website bank. Tapi sejauh ini sepertinya belum ada yang dengan bangga mengeluarkan pengumuman penurunan biaya transfer antar-bank.
Bank tentu, atau mungkin, senang dengan kehadiran BI-Fast. Bank pada umumnya tentu senang bisa membahagiakan nasabahnya, terutama nasabah individual, dengan membebankan biaya transfer yang lebih murah. Tapi bisa juga bank sedih karena salah satu sumber pemasukannya menciut aliran dananya (fee based income).
Tapi bukan cuma bank yang bakal kena dampak. Kenal Alto dan ATM Bersama? Kedua hal ini –dan juga GPN yang milik Bank Indonesia– adalah sarana switching keuangan antar-bank dan juga penyedia mesin ATM. Keduanya pasti kena dampak BI-Fast. Bakal merosot juga pemasukannya? Entahlah. Tapi bos kedua perusahaan yang mengelola dua hal tadi, Direktur Utama PT Artajasa Pembayaran Elektronis Bayu Hanantasena (pengelola ATM Bersama) dan Rudy Ramli, mantan dirut Bank Bali dan juga pendiri PT Daya Network Lestari (pemilik jaringan ALTO), kompak bilang kalau yang bakal paling banyak terkena dampak adalah bank asal uang (bank pemilik ATM dan aplikasi) dan bank tujuan.
Rudy Ramli, kepada Bisnis Indonesia, menjelaskan bahwa selama ini, dari biaya transfer Rp 6.500,-, bagian terbesar — Rp 3.500 atau lebih dari 50 persen– diberikan kepada bank asal. Yang 23 persen lagi, atau Rp 1.500, diberikan kepada bank tujuan. Sisanya, yang Rp 1.500 lagi, diterima perusahaan switching. Kalau proses transfer dananya melibatkan dua perusahaan switching, berarti dana sisa yang Rp 1.500 tadi dibagi untuk 2 perusahaan.
Ditanya wajarkah biaya transfer turun? Rudy Ramly bilang oke-oke saja. Alasannya, bank asal pun sudah mulai berkurang penggunaan ATM-nya karena nasabah dan konsumen sudah beralih menggunakan ponsel saat melakukan transfer dana. Dan kalau bank menurunkan biaya transfer, Rudy yakin para nasabah akan semakin getol melakukan transfer dana. *** che/bi
Siap beralih ke Linux, tapi belum yakin 100 persen untuk meninggalkan Windows 10? Tak masalah.…
Bosan dengan kemunculan warning dari Microsoft untuk meng-upgrade Windows 10 ke Windows 11? Kalau memang…
Jadwal KM Dharma Kencana VII Maret 2025 sudah terisi 7 perjalanan mondar-mandir Surabaya - Makassar…
Tidak ada aktivitas di akhir Februari 2025, Jadwal KM Mutiara Berkah II hadir lagi di…
Jadwal KM Hai Da Maret 2025 diawali perjalanan sang kapal dari Surabaya ke Banjarmasin, tepat…
Perjalanan pendek dari Ambon ke Sorong mengawali jadwal kapal Pelni KM Sirimau April 2025. Perjalanan…